13 Juta Anak Putus Sekolah Karena Konflik

0
117

AMMAN—Lebih dari 13 juta anak tak dapat menikmati bangku sekolah karena konflik di timur tengah. PBB mengingatkan pupusnya masa depan anak-anak saat ini jika mereka tidak segera kembali ke sekolah.

Dalam laporan tentang dampak konflik terhadap pendidikan di enam negara, UNICEF mengatakan lebih dari 8.850 sekolah tidak bisa digunakan karena hancur terkena senjata.

Dalam beberapa kasus, murid dan guru harus bertaruh nyawa melewati kawasan rawan hanya untuk mengambil hasil ujian. “Dampak konflik dirasakan oleh anak-anak di seluruh wilayah (konflik) itu,” kata Peter Salama, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti dilansir CNAdari AFP, Kamis (3/3/2015).

Salma menambahkan, bukan saja bangunan fisik sekolah yang rusak dan hancur, melainkan masa depan generasi anak sekolah di wilayah-wilayah ini.

Tahun lalu saja, UNICEF mendokumentasikan 214 serangan terhadap sekolah-sekolah di Suriah, Irak, Libya, Palestina, Sudan dan Yaman. “Di Suriah, pendidikan adalah “barang yang mahal” setelah konflik berlangsung selama empat tahun,” katanya.

Dalam laporan itu juga disebutkan, satu dari empat sekolah telah ditutup sejak konflik meletus. Akibatnya, lebih dari 2 juta anak putus sekolah dan hampir setengah juta anak terancam kehilangan sekolah mereka. Selain itu, lebih dari 52.000 guru telah kehilangan pekerjaan dan profesinya.

“Bahkan guru-guru Suriah yang kini menjadi pengungsi di negara lain telah menghadapi tantangan, mereka tak dapat bekerja,” kata laporan itu.

Sekolah yang Tak Lagi Aman
UNICEF juga melaporkan serangan terburuk di sebuah sekolah di wilayah Yaman, di mana 13 staf dan 4 anak tewas dalam serangan di barat kota Amran. “Pembunuhan, penculikan dan penangkapan sewenang-wenang terhadap siswa, guru dan tenaga kependidikan sudah biasa terjadi di kawasan itu,” kata laporan itu.

Bahkan, Abdel Rab Hassan, seorang direktur sebuah sekolah di ibukota mengatakan, sekolah telah berubah menjadi gudang senjata. “Tank dan senjata anti-pesawat telah ditempatkan di sekolah-sekolah,” katanya.

Sementara di Gaza, laporan itu menyebutkan, dalam perang 50-hari tahun lalu, sedikitnya 281 sekolah telah rusak, dan delapan hancur. “Anak-anak saya terluka di sekolah. Mereka melihat orang-orang terluka dengan tangan atau kaki yang hilang, wajah dan mata mereka terluka,” laporan itu mengutip seorang ibu di Gaza.

“Mereka tidak lagi melihat sekolah sebagai tempat yang aman.”

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here