NEPAL—Perlahan tapi pasti, setelah diguncang dua kali gempa dahsyat bulan lalu, masyarakat Nepal kembali bangkit. Sejak dua hari lalu, anak-anak Nepal kembali berangkat ke sekolah untuk mengikuti pendidikan setelah hampir sebulan sekolah mereka tutup.
Dilaporkan bbc, ribuan sekolah yang rusak selama gempa bumi lalu telah dibuka kembali. Namun, banyak di antara sekolah itu masih menggunakan bangunan sementara dengan memanfaatkan kayu, bambu, dan terpal. Sekolah-sekolah pun lebih fokus untuk menyembuhkan trauma anak-anak murid mereka.
Meski bangunan sekolah mereka ala kadarnya, para murid terlihat senang. Terbukti, kelas-kelas yang tersedia dipenuhi oleh murid yang sudah merindukan suasana belajar.
Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF) yang menjadi fasilitator, telah membagikan paket pembelajaran (edication kits) seperti buku cerita bergambar dan teka-teki, yang berdampak pada perkemangan psikologi anak-anak korban gempa. “Anak-anak sangat senang di sini dan aktif dengan berbagai jenis permainan,” ujar Shiva Bhusal, sepesialis PAUD dari UNICEF.
Kendati demikian, masih banyak orang tua yang merasa khawatir dengan keselamatan anak-anak mereka. “Gempa susulan masih terus terjadi. Sulit untuk tidak khawatir ketika mengirim anak-anak kembali ke sekolah lagi,” ujar Mina Shrestha kepada kantor berita AFP yang dikutip bbc.
Sebelumnya, lebih dari 25.000 ruang kelas di 8.000 sekolah hancur dalam gempa 7,8 SR yang mengakibatkan lebih dari 8.000 orang tewas. PBB mengatakan, satu bulan setelah gempa, Nepal masih membutuhkan uluran tangan dunia untuk membantu korban gempa yang masih membutuhkan makanan dan tempat tinggal bagi mereka yang kehilangan rumah.