GAZA – Luay Kaheel (16) dan Amir al-Nimra (15), dua remajayang tewas pada Sabtu (14/7/2018) beberapa menit setelah serangan udara Israel menghantam atap gedung di Gaza, bersahabat sangat dekat.
“Saya mendengar ledakan, dan secara naluriah tahu bahwa sesuatu telah terjadi pada putra saya,” Umm Luay (33), ibu dari Luay Kaheel.
“Saya pertama kali mendengar bahwa Amir terbunuh, dan saat itulah saya tahu,” katanya. “Aku berlari ke rumah sakit dan mulai mencari putraku, dengan panik.”
Setibanya di rumah sakit Al-Shifa, sekelompok pria segera menyampaikan berita itu kepada Umm Luay – putranya juga kehilangan nyawanya.
Menurutny Ummu Luay keduanya bersahabat dan sedang bermain bersama ketika serangan Israel menghantam wilayahnya yang diduduki.
Pada hari Sabtu, tentara Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap apa yang dikatakannya sebagai posisi Hamas di Gaza. Terlepas dari dua anak laki-laki yang tewas, setidaknya 30 orang Palestina juga terluka dalam serangan itu.
Itu adalah serangan siang hari yang paling ganas di daerah kantong yang dikepung sejak perang 2014 ketika sedikitnya 2.251 warga Palestina, yang sebagian besar warga sipil, tewas. Setidaknya 66 tentara Israel dan enam warga sipil juga tewas pada saat itu.
Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka meluncurkan puluhan roket dan mortir sebagai tanggapan terhadap serangan udara Israel. Setidaknya empat warga Israel terluka ringan.