kbknews.id, Jakarta – Penularan virus corona di Indonesia telah menarik perhatian dan keseriusan dari berbagai pihak untuk membantu mengatasi ancaman virus ini. Peningkatan kasus yang terjadi memerlukan kesiapan Tenaga Kesehatan (nakes), Fasilitas kesehatan (Faskes) serta Rumah Sakit untuk dukungan psikososial bagi masyarakat Setelah World Health Organization (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi global.
Dompet Dhuafa melalui aksi CEKAL (Cegah Tangkal) Corona mengadakan workshop kesiapan tenaga, fasilitas kesehatan dan dukungan psikososial yang dihadiri oleh dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT; dr. Handrian Purawijaya, Sp. Em; dr. Pompini Agustina, SpP; Maya Sita Darlina, S.Psi; dr. Yeni Purnamasari, MKM; berlokasi di Gd. Philantrophy, Jakarta, (Kamis, 19/3).
“Keadaan darurat selalu memberikan tekanan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dengan kondisi tertekan akan menurunkan imun tubuh. Padahal fisik yang sehat akan mempengaruhi jiwa (psikologis) yang sehat. Untuk itu upaya menanggulangi tekanan untuk aspek psikologis dalam wabah pandemi covid ini perlu di ketahui oleh banyak pihak agar tidak semakin menurunkan kualitas hidup kita semua. Support dari komunitas juga perlu disusun agar bisa kerjasama mencegah Covid 19.” ucap Maya Sita Darlina, General Manager Human Capital Dompet Dhuafa.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah edukasi dan sosialisasi infomasi tentang covid 19, mengeluarkan pedoman Kesiapsiagaan Covid 19 revisi 3 dan penyediaan 132 RS Rujukan dan 12 Laboratorium pemeriksa Covid 19 di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
dr. Handrian Purawijaya, Sp. Em dari Pelayanan Ambulan Gawat Darurat menjelaskan, dalam merebaknya virus Corona, ada beragam cara masyarakat dalam antisipasinya, salah satunya penggunaan jas hujan sebagai APD (Alat Pelindung Diri) bila dalam keadaan mendadak, jas hujan bisa digunakan. Prinsipnya bahan yang anti air bisa, seperti mantel hujan secara teoritis bisa”.
“Terlepas dari meningkatnya jumlah pasien virus Corona, terutama untuk para perawat rumah sakit harus memperhatikan kebersihan dengan mengganti pakaian, ketika saat berangkat dan pulang ke rumah. Sebaiknya pakaian kita ganti setelah beraktivitas diluar agar tidak menyebarkan ke keluarga terdekat”, sebut dr. Moh Adib Khumaidi sebagai Ketua PP PDEI (Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia).
“Peran serta masyarakat untuk sama-sama berjuang, sebaiknya isosali diri bila mana ada pihak masyarakat yang berkontak erat dengan kasus positif corona. Menghimbau masyarakat ketika batuk, etika batuk dan cuci tangan. Jaga istirahat yang cukup, satu peduli dan paham. Jika kita berada di ruangan terbuka, ada cahaya matahari serta jaraknya jauh dari orang ke orang maka tidak harus menggunakan masker namun kita harus waspada. Tidak hanya tenaga medis kita semua harus berperan”, ujar Pompini Agustina dari RSPI Sulianti Saroso.
Kegiatan aksi Cekal (Cegah Tangkal) sendiri telah dimulai dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat-tempat umum, terutama tempat ibadah semua agama. Dompet Dhuafa juga aktif mengedukasi masyarakat untuk terus meningkatkan kebersihan serta mencuci tangan dengan metode cuci tangan yang bersih dan benar. Sehingga, kuman dan bakteri serta virus yang ada di tangan tidak akan masuk tubuh. Dukungan psikososial menjadi hal yang penting dalam situasi ketidakpastian keadaan yang bisa jadi pada sebagian orang akan menimbulkan ketidaknyamanan, kecemasan, khawatir berlebihan, yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terpapar atau lama proses penyembuhannya.
Cekal corona Dompet Dhuafa telah mendirikan pusat informasi atau Crisis Center Cekal Covid-19 dengan layanan Call Center Siaga Dompet Dhuafa yang bisa dihubungi di nomor 0811 16 17 101. Fasilitas kesehatan ini akan menjadi pintu masuk dalam upaya kewaspadaan dini di fasyankes sehingga memerlukan peningkatan kapasitas. pemenuhan standard pelayanan dan upaya pencegahan serta pengendalian infeksi yang sesuai dengan standarisasi pedoman yang ditetapkan.