ANKARA – Turki telah dihadapkan kepada serangkaian tantangan, mulai dari masalah
keamanan dan kesulitan keuangan, karena meningkatnya jumlah pengungsi yang masuk dari negara tetangga ke Turki.
“Ini adalah masalah yang Turki sendiri tidak bisa menangani,” kata Mehmet Seyfettin Erol, Profesor Hubungan Internasional Universitas Gazi di Ankara, kepada Xinhua, mengacu pada meningkatnya jumlah pengungsi di dalam negeri.
“Hal ini membutuhkan upaya bersama dan gabungan dari masyarakat internasional untuk menangani masalah sebesar ini,” tambahnya.
Menurut data pemerintah Turki, 1,9 juta warga Suriah yang melarikan diri dari konflik di tanah air mereka yang kini hidup di Turki. Akan tetapi hanya seperempat juta saja yang ditampung di 25 kamp pengungsi yang didirikan oleh pemerintah.
Sebagian besar pengungsi berbaur dengan penduduk setempat tersebar ke seluruh negeri, yang telah menciptakan kebencian di antara penduduk setempat.
Penduduk mengeluh tentang meningkatnya kejahatan, melonjak biaya hidup dan tingginya harga sewa rumah, dan peningkatan beban pada sektor kesehatan dan jaringan pengaman sosial di lembaga-lembaga lokal.
Namun, pemerintah Turki menyatakan masih membuka lebar pintu untuk pengungsi Suriah.
Pemerintah Ankara mendorong Amerika Serikat dan mitra koalisinya yang kini berperang dengan Negara Islam (IS) di Suriah dan Irak, untuk menyetujui membuka zona aman di dalam negeri Suriah sendiri, guna menangani pengungsi.
Amerika Serikat tidak menyetujui permintaan Turki seperti itu, akan tetapi koalisi pimpinan AS akan bekerja sama dengan Turki untuk membersihkan militan IS dari daerah Suriah, dekat perbatasan Turki, untuk membuka jalan bagi pembentukan zona aman bagi warga Suriah secara de facto.
Murtaza Yetis, Penasehat Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, mengumumkan bahwa pekan ini pemerintah sudah mulai bekerja membentuk zona aman di dalam negeri Suriah di perbatasan Provinsi Hatay dan berencana untuk menangani pengungsi dari kawasan ini.
“Untuk periode mendatang, ada sebuah penelitian yang direncanakan terutama untuk zona aman,” katanya, menambahkan bahwa krisis pengungsi sedang ditangani dalam semua aspek dari pendidikan, pekerjaan dan kesehatan.
Sorotan Internasional
Turki baru-baru ini mendapat sorotan internasional, karena serangkaian insiden di Laut Aegea, di mana ribuan pengungsi dari negara-negara timur tengah lainnya; Suriah, Irak, Iran, Afghanistan dan menyeberang ke Yunani dan memulai perjalanan ke Eropa menggunakan daratan Turki sebagai rute transit .
Beberapa orang telah tewas dalam kecelakaan itu, ketika perahu mereka terbalik, sementara hanya sebagian yang dapat diselamatkan oleh penjaga pantai Turki dan Yunani.
Turki dan Yunani meminta Eropa untuk membahas rencana yang komprehensif guna menangani krisis pengungsi ini.
Ankara mengatakan, masyarakat internasional gagal memberikan bantuan keuangan untuk mengurus pengungsi.
Lembaga Manajemen Darurat, Pemerintah Turki telah menghabiskan enam miliar dolar AS untuk membiayai pengungsi Suriah, sejak 2011. Sementara bantuan yang diterima dari organisasi-organisasi asing dan internasional hanya sekitar 400 juta dolar AS, untuk urusan pengungsi ini.
Pemeritah Disalahkan
Partai Oposisi Turki menyalahkan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partai yang berkuasa karena krisis pengungsi ini. Menurut mereka, kebijakan Ankara terhadap Suriah adalah salah dan perlu penyesuaian.
Pemerintah AKP berakar Islam telah secara terbuka mendukung oposisi Suriah yang bertekad menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak 2011.
Umut Oran, mantan anggota parlemen dari Partai Republik Rakyat (CHP) oposisi utama, mengatakan Turki telah ikut campur dalam perang saudara di Suriah dan sekarang membayar harga untuk itu.
“Untuk membiayai pengungsi Suriah; Turki membayar dengan ekonomi, sosial, politik dan keamanan,” katanya.
Dia menggarisbawahi bahwa uang yang dihabiskan untuk pengungsi Suriah kurang lebih sama dengan jumlah defisit anggaran tahunan Turki saat ini.
“Dengan uang sejumlah tersebut, bisa menciptakan 38.000 pekerjaan baru, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk warga Turki,” ungkap Oran.
Jauh Lebih Besar
Beberapa analis percaya bahwa biaya yang sebenarnya untuk pengungsi Suriah yang dikeluarkan Turki mungkin lebih tinggi dari laporan resmi.
Hasan Kanbolat, Direktur Kebijakan Pusat Ankara, menyoroti bahwa jumlah sebenarnya pengungsi Suriah di Turki adalah sekitar 2,5 juta orang, sementara pemerintah mengungkapkan hanya 1,9 juta orang.
“Pada 2016 ini, mungkin datanya akan menjadi tiga juta. Jika Kota Aleppo, memiliki penduduk 1,5 juta orang, juga dipengaruhi oleh perang, jumlah warga Suriah di Turki pasti mendekati empat juta orang,” ujarnya.
Menurut Kanbolat, Turki harus menemukan cara agar pengungsi Suriah dengan populasi yang lebih besar di Turki diberikan pelatihan dan program yang terintegrasi, sehingga pengungsi Suriah dapat memiliki profesi dan kehidupan yang layak.
Salih Dogan, seorang peneliti di Turki Institute, menunjukkan bahwa tantangan baru Turki adalah; IS akan lebih mudah merekrut para pengungsi Suriah yang mengalami kesulitan.
“Ini akan menjadi mudah bagi IS untuk merekrut militan dari kamp-kamp pengungsi tersebut, kemudian mengubah mereka menjadi militan yang membahayakan bagi negara Turki,” terangnya mengakhiri. – Luan / Xinhua