BANGKOK – Setelah ditolak oleh Pemerintah Diraja Malaysia, pencari suaka dari Rohingya dan Bangladesh dipulangkan dengan kapal menuju kampung mereka masing-masing. Tapi sayang, sebelum sampai di kampungnya, 350 pencari suaka itu ditinggalkan oleh awak kapal. Mereka akhirnya terdampar di Selat Malaka di dekat perairan Thailand.
Komunitas kemanusiaan di Bangkok mendesak pemerintah Thailand untuk menentukan nasib migran yang terdampar di Selat Malaka itu. Mereka berada di kapal yang rentan hancur. Harus dicarikan pelabuhan yang aman untuk mereka.
Jeff Labovitz, juru bicara Organisasi Migrasi Internasional di Bangkok mengatakan, bahwa pemerintah Thailand membiarkan sebuah kapal berisi 350 penumpang, banyak wanita dan anak-anak di dalamnya, mereka ditinggalkan oleh calo yang membawa mereka. Kapal itu terapung-apung di tengah laut.
“Kami tidak tahu apakah pemerintah Thailand akan membiarkan mereka berlabuh,” kata Labovitz, seperti dikutip CNN, Kamis (14/5/2015).
Krisis kemanusiaan yang melanda Myanmar tepatnya Rohingya, telah berdampak pada negara-negara Asia Tenggara lainnya. Mereka yang putus asa, akibat kekerasan dan intimidasi yang mereka terima di tanah kelahirannya, memutuskan untuk mencari suaka melalui laut ke negara-negara terdekat.
Dilaporkan lebih dari 1600 migran, baik Rohingya karena alasan konflik maupun Bangladesh karena alasan ekonomi, telah berlabuh di Malaysia dan Indonesia dalam sepekan ini. – *