JAKARTA – Dompet Dhuafa (DD) menginisiasi program APDC (Aksi Peduli Dampak Corona) dengan mengantisipasi lahirnya generasi stunting melalui mengutamakan program padat karya dan mengutamakan kaum perempuan sebagai penerima manfaat.
Kaum ibu di banyak negara berkembang adalah penanggungjawab utama ekonomi keluarga miskin dan penyanggah beban terberat jika terjadi bencana. Program padat karya DD sekaligus menjadi bagian dari program pengelolaan stunting.
Sementara APDC merupakan bentuk nyata filantropeneur, aksi filantropi yang dikelola sebagai usaha sosial, di masa pandemi demi ketahanan ekonomi skala keluarga. Aktivitas program APDC mencakup bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan iman takwa (dakwah).
Berkolaborasi dengan RRI, DD pada 17 September 2020 meluncurkan APDC sebagai upaya lanjutan penanganan respon Covid-19 di Indonesia.
Program DD ini tersebar di berbagai propinsi, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTT, NTB dan Papua.
Dilansir dompetdhuafa.org, pada sektor ekonomi, DD menginisiasi beberapa aktivitas, termasuk program ketahanan pangan berbasis keluarga maupun komunitas.
Ketahanan pangan berbasis keluarga seperti budidaya ikan lele budikolbu (budidaya kolam buatan), dan sayur dalam ember (budikdamber), kebun pangan keluarga, bantuan modal usaha mikro perorangan dan bantuan pangan yang memprioritaskan untuk lanjut usia, serta disabilitas atau mereka yang tidak mampu terberdayakan lagi. Di bidang kesehatan, DD sejak 2015 sudah terlibat di program stunting.
Program percepatan solusi stunting masih terus berjalan di 26 titik di kabupaten/kota dengan sekitar 155 kader terlatih sebagai pendamping di level bawah, yang basisnya penguatan keluarga.