ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan dua daerah di Aceh yakni Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, dan Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang menjadi wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan air bersih.
Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan mengatakan sementara ini memang baru di wilayah Lhoknga, Aceh Besar yang mengalami kekeringan, sedangkan Kuala Simpang, Aceh Tamiang belum.
Meskipun begitu, BPBD setempat telah bersiaga, apabila terjadi kekeringan dan krisis air nantinya .
“Saat ini yang sudah kejadian di Lhoknga sedangkan di sana (Kuala Simpang) belum, tetapi sudah bersiaga. Di sana sudah kita siagakan dua mobil tangki,” ujarnya.
Dirinya menyampaikan beberapa waktu lalu Gubernur Aceh juga telah memperingatkan melalui suratnya bahwa wilayah Aceh diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya pada awal Juni dan mencapai puncaknya pada Agustus 2024.
Berkenaan hal tersebut, Gubernur Aceh meminta BPBA meningkatkan kesiapsiagaan untuk melakukan Aktifasi Pos Komando (Posko) siaga kekeringan yang terintegrasi dengan unsur TNI/Polri dan pemegang konsensi usaha perkebunan pada wilayah masing- masing.
Sebagai informasi, Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh telah memperingatkan sejumlah wilayah di Aceh berpotensi mengalami kekeringan akibat curah hujan yang rendah pada musim kemarau. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga September mendatang.
Untuk bulan Juli ini, wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah (0-50 mm) meliputi Banda Aceh, sebagian besar Aceh Besar, sebagian kecil Pidie, sebagian kecil Bener Meriah dan sebagian kecil Aceh Utara.
Wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah (51-100 mm), kecuali sebagian wilayah Aceh Selatan dan sebagian kecil wilayah Nagan Raya yang diprakirakan mengalami curah hujan tinggi.