
DENGAN dalih untuk menghabisi pimpinan kelompok Hamas, belasan pesawat tempur Israel menghancurkan sebuah gedung di Doha, Qatar yang diduga adalah markas pimpinan kelompok perlawanan Palestina itu.
Tak pelak lagi, serangan Israel terhadap kedaulatan negara kaya minyak di Teluk itu membuat berang PM Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani yang menyebut insiden itu dapat mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah.
“Qatar berkomitmen untuk bertindak secara tegas terhadap apa pun yang menargetkan wilayahnya dan akan mempertahankan hak untuk membalas serta mengambil semua langkah yang diperlukan,” ujar al-Thani dalam jumpa pers, dikutip Al Jazeera.
Al-Thani menyebut serangan Israel ini sebagai aksi “terorisme” yang dilakukan atas restu PM Israel Benjamin Netanyahu . “Saya pikir kita telah sampai pada momen penentu, “ ujarnya.
“Harus ada pembalasan dari seluruh kawasan terhadap tindakan barbar ini,” tambahnya, seraya menegaskan bahwa tindakan Israel melanggar hukum internasional.
Serangan Israel yang menargetkan kantor tempat pemimpin Hamas berkumpul di Doha dianggap merusak peran Qatar sebagai mediator utama dalam upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Menurut laporan media Israel, serangan itu menyasar Khalil al-Hayya, kepala negosiator Hamas, serta Zaher Jabarin yang mengelola keuangan Hamas dan memiliki peran penting di Tepi Barat, namun pihak Hamas mengeklaim tidak ada pimpinan utamanya yang terbunuh.
“Serangan di Doha merusak peran Qatar sebagai mediator kunci dalam mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hamas,” kata al-Thani yang juga mencap Netanyahu, dalang perusak stabilitas di kawasan.
Doha melaporkan bahwa lima anggota Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar yang menjaga lokasi kantor Hamas itu tewas.
Tak harus Mengekor AS
Sebaliknya, Dubes Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan bahwa negaranya tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengkritik serangan Israel yang menargetkan pimpinan Hamas di Qatar.
Sementara itu, pihak Gedung Putih, Selasa (9/9) menyatakan, Trump tidak menyetujui keputusan Israel melakukan operasi militer di wilayah sekutu utama AS tersebut.
Washington mengeklaim telah memperingatkan Qatar terlebih dahulu, tetapi pemerintah Doha mengatakan, peringatan baru diterima ketika serangan mematikan itu sudah berlangsung.
Dalam wawancara dengan sebuah radio Israel, Danon menegaskan bahwa koordinasi dengan AS tetap berjalan, namun Israel memiliki kebijakan sendiri menetapkan operasi militer.
“Kami tak selalu bertindak demi kepentingan AS. Kami berkoordinasi. AS memberikan dukungan luar biasa. Kami menghargainya. Tetapi terkadang kami membuat keputu-san sendiri, lalu memberi tahu mereka, “ kata Danon.
“Itu bukan serangan terhadap Qatar tetapi serangan terhadap Hamas. Kami tidak melawan Qatar, atau negara Arab mana pun. Saat ini kami melawan Hamas,” tegasnya.
Mengenai hasil operasi Israel itu, menurut Danon, masih terlalu dini untuk menilainya.
“Kami masih menunggu hasilnya. Masih terlalu dini untuk berkomentar tentang outcome, tetapi keputusan ini adalah yang benar,” ujarnya.
Sementara itu, kelompok Hamas mengumumkan bahwa enam orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk putra dari negosiator utamanya.
Meski demikian, para pemimpin senior Hamas dilaporkan selamat, dan otoritas Qatar menyatakan bahwa satu petugas keamanannya turut menjadi korban.
Qatar sendiri merupakan tuan rumah pangkalan militer besar AS serta lokasi berulang kali berlangsungnya perundingan damai Gaza.
Perimbangan militer
Israel menurut Global Firepower (GFP) 2025 di ranking ke-17 budget anggaran pertahanan dengan 30,5 miliar dollar AS (Rp497,1 triliun), sementara Qatar di ranking ke-34 sebesar 9,432 miliar dollar AS (Rp153,7 triliun).
Dikepung dan berseteru dengan negara-negara Arab sejak merdeka 1948, pasukan pertahanan Israel (IDF) terus diperkuat, dan didukung teknologi dan juga negara-negara Barat terutama AS. Israel bahkan juga masuk dalam deretan kekuatan nuklir dunia.
IDF berkekuatan 170.000 personil tetap dan 465.000 cadangan, sedangkan AB Qatar berkekuatan 26.500 personil tetap dan 4.000 cadangan.
AD Israel didukung 1.370 tank termasuk 500-an unit Merkava buatan lokal, dan 6.135 kendaraan lapis baja, sekitar 1.000 pucuk artileri medan dan 650 meriam swagerak serta 48 satuan roket atau rudal.
AU Israel mengoperasikan 612 pesawat, a.l 246 pesawat tempur eks-AS (termasuk 75 unit F-35 Lightning II, 52 unit F-15 Eagle dan 23 unit F-15 Strike Eagle, 141 unit F-16 Fighting Falcon dan 146 helikopter serang termasuk 50 unit UH-60 Black Hawk dan AH-64 Apache.
Di laut, Israel didukung 67 unit kapal perang termasuk tujuh kelas korvet, 30-an kapal cepat rudal dan 15-an kapal selamkonvensioal bertenaga diesel.
Negara Yahudi itu juga memiliki Satuan Siber yang berkolaborasi dengan dinas kontraspionase Shinbet dan dinas rahasia Mossad yang berkonribusi besar dalam keberhasilan operasi presisi dan rahasia,
Sebaliknya AB Qatar berkekuatan 26.500 personil tetap dan 4.000 cadangan.
AD-nya didukung 94 tank tempur utama Leopard 2A7 eks-Jerman, 30 unit AMX-30 Prancis, 70 unit kendaraan lapis baja roda rantai (40 AMX-10P dan 30 AMX-VCL), 2.700 unit kendaraan lapis baja roda ban (a.l. 186 unit VAB, 490 Nexter (Prancis), 400 unit Ejder Yalchin dan 1.500 unit Amazon (eks-Turkiye).
Matra darat Qatar juga mengoperasikan 22 pucuk meriam swagerak AMX F3 Prancis dan 24 pucuk Panzerhaubte buatan Jerman serta 12 pucuk meriam tarik kal 155mm GS5 buatan Afsel.
Sistem pertahanan udara Qatar cukup canggih dengan dioperasikannya sistem Terminal Altitud Tinggi Area Pertahanan (THAAD) dan rudal-rudal anti pesawat Patriot PC-3 (eks- AS) serta ragam rudal panggul seperti Mistral (Prancis), Blowpipe (Inggeris) dan Stinger (AS).
AU Qatar juga terbilang canggih, mengoperfasikan a.l 36 unit pesawat tempur Strike Eagle F-15QA (eks-AS), 24 Eurofighter Thyphoon (konsorsium Eropa) dan 31 unit Dassault Rafale (Prancis).
Keterlibatan Qatar dalam kubu Arab melawan Israel tentu berpotensi menciptakan eskalasi konflik di Timur Tengah, padahal negara kaya minyak ini proaktif sebagai negosiator antara Israel dan Hamas. (AFP/ns)



