Mahmoud Abbas: Kolonialisme Israel Harus Segera Dihentikan

0
142
Presiden Palestina Mahmoud Abbas. (Foto: ANTARA/Anadolu)

ADDIS ABABA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menolak segala upaya pengusiran rakyat Palestina dari Tanah Air mereka.

Dalam pidatonya di KTT Uni Afrika ke-38 di Addis Ababa, Ethiopia, Sabtu (15/2/2025), Abbas menyatakan bahwa siapa pun yang berpikir bisa memaksakan “Kesepakatan Abad Ini” yang baru atau mengusir rakyat Palestina hanyalah berkhayal.

Abbas menegaskan bahwa seruan untuk memindahkan paksa rakyat Palestina merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan perang, genosida, serta penghancuran di Gaza.

Ia juga menyoroti ekspansi permukiman ilegal dan rencana aneksasi Israel di Tepi Barat sebagai ancaman serius bagi Palestina.

“Satu-satunya tempat bagi 1,5 juta pengungsi yang tinggal di Gaza untuk kembali adalah kota dan desa mereka yang mereka tinggalkan pada 1948, sesuai dengan Resolusi 194 PBB,” tuturnya.

Ia juga meminta komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak cepat guna menghentikan praktik kolonial Israel yang berisiko menggagalkan solusi dua negara.

Selain itu, Abbas menyerukan dukungan terhadap konferensi perdamaian internasional yang direncanakan berlangsung di PBB pada pertengahan Juni.

Konferensi ini bertujuan untuk memperkuat dukungan global bagi pengakuan negara Palestina, memperoleh keanggotaan penuh di PBB, serta mewujudkan solusi dua negara berdasarkan hukum internasional.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya mengusulkan rencana untuk “mengambil alih” Gaza, merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga, dan mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera di Timur Tengah.”

Proposal “Kesepakatan Abad Ini” yang diumumkan Trump pada 2020 sebagai solusi bagi konflik Israel-Palestina mendapat kecaman luas dari negara-negara Arab dan komunitas internasional.

Gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here