BERLIN – Mengobati orang dengan penyakit diabetes tipe 2, atau dikenal sebagai “diabetes yang berkaitan dengan usia”, dengan antidiabetik dapat mengurangi risiko Alzheimer dan penyakit demensia lainnya.
Researchers of the German Center for Neurodegenerative Diseases (DZNE) atau Pusat Peneliti Penyakit Neurodegenerative di Jerman, menarik kesimpulan ini dari analisis yang mereka lakukan setelah mengkaji data asuransi kesehatan yang ada, Selasa (23/6/2015).
Temuan mereka diterbitkan dalam jurnal “Annals of Neurology”.
Di dalam jurnal itu disampaikan bahwa Diabetes tipe 2 paling sering terjadi pada akhir masa dewasa atau usia sekitar 50 tahun ke atas. Penyakit ini dapat mempengaruhi kesehatan mental pasien, karena pasien memiliki risiko lebih besar terkena demensia (penurunan fungsional karena kelainan otak atau gejala umumnya adalah pikun) dibandingkan non-penderita diabetes.
Peneliti Jerman meneliti pengaruh dan risiko penggunaan obat antidiabetes Pioglitazone. Analisis mengkonfirmasi obat antidiabetes yang selama ini diberikan kepada penderita diabetes ternyata dapat menghambat risiko demensia.
Obat ini dibuat berupa tablet dan diterapkan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang pengobatan diabetes selama tubuh masih mampu menghasilkan insulin sendiri.
“Pengobatan dengan Pioglitazone menunjukkan sisi manfaat yang luar biasa. Secara signifikan dapat mengurangi risiko demensia,” kata Gabriele Doblhammer, Peneliti dari DZNE. “Semakin lama pengobatan, semakin rendah risiko.”
DZNE juga mencatat bahwa pengurangan risiko paling terlihat ketika obat diberikan selama sedikitnya dua tahun, dan penderita diabetes diberi pengobatan yang dikembangkan ini demensia lebih sering daripada non-penderita diabetes.