WASHINGTON (KBK) – Anak-anak yang orang tuanya didiagnosis mengalami depresi, lebih mungkin untuk berkinerja buruk di sekolah.
Hal itu diungkapan para peneliti Drexel University, Rabu (3/2/2016), yang telah meneliti lebih dari 1,1 juta anak yang lahir 1984-1994 di Swedia.
Mereka meneliti kinerja anak sekolah yang berasal dari Eropa, usia wajib belajar (maksimal 16 tahun), dengan orang tua yang mengalami depresi sesuai catatan rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit.
Mereka menemukan, anak-anak yang ibunya didiagnosis depresi, cenderung membuat nilai anak-anak menjadi rendah 4,5 persen dari nilai teman-temannya yang ibunya tidak didiagnosis depresi.
“Untuk anak-anak yang ayahnya didiagnosis depresi, perbedaannya hanya empat persen saja,” tulis jurnal AS JAMA Psychiatry.
Jika seorang mahasiswa yang biasanya mencapai rangking 90 persen, ketika ibu atau ayahnya didiagnosis depresi akan jatuh mencapai skor 85-86 persen.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, depresi yang dialami ibu ternyata memiliki efek negatif yang lebih besar kepada anak perempuan daripada kepada anak laki-laki, untuk anak perempuan akan berada di sekitar 5,1 poin persentase lebih rendah dari rekan-rekan mereka. Sedangkan anak laki-laki hanya 3,4 poin lebih rendah.
“Studi kami membuktikan bahwa depresi ibu dan ayah berpengaruh negatif terhadap perkembangan anak,” ungkap penulis senior Brian Lee, yang juga Profesor di Drexel University Dornsife School of Public Health seperti dikutip KBK dari Xinhua, Kamis (4/2/2016).