JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan lokasi longsor yang terjadi di Tol Bocimi KM 64 masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah.
Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG Oktory Prambada mengatakan lokasi longsor ditandai warna kuning pada peta gerakan tanah.
Oktory menjelaskan gerakan tanah itu dapat terjadi terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali terutama akibat curah hujan yang tinggi.
Menurutnya, lokasi kejadian gerakan tanah pada bagian permukaan yang merupakan endapan vulkanik Gunung Gede Pangrango dan ada multi-parameter yang menyebabkan kenapa suatu daerah masuk zona kerentanan gerakan tanah menengah.
Adapun pemicu gerakan tanah dapat berupa getaran atau gempa bumi, curah hujan, aktivitas manusia, dan infiltrasi air ke dalam lereng. “Longsor diduga terjadi karena gerusan air akibat curah hujan yang lebat di sekitar lokasi,” ujar Oktory.
Pada 3 April 2024, sekitar pukul 20.00 WIB, gerakan tanah atau longsor terjadi di Tol Bocimi (akronim Bogor, Cianjur, dan Sukabumi) KM 64-600 A tepatnya di Tol Parungkuda arah Sukabumi, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Jalan berbayar yang belum genap setahun diresmikan itu menyebabkan satu mobil MPV berisi dua penumpang terperosok ke dalam lubang longsoran, dan menyebabkan dua orang terluka.