JAKARTA, KBKNews.id – Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Heru Sutadi, mengimbau masyarakat untuk tidak terbawa euforia dalam berinvestasi emas karena dapat membuka peluang bagi para spekulan.
“Masyarakat harus berhati-hati dalam melakukan investasi emas, dengan euforia menyikapi kenaikan harga emas yang meroket beberapa pekan terakhir,” kata Heru dilansir dari Antara, Selasa(15/4/2025).
Menurutnya, euforia terhadap kenaikan harga emas bisa dimanfaatkan oleh spekulan untuk meraih keuntungan pribadi dengan cara yang justru merugikan masyarakat awam.
“Bisa saja para spekulan tersebut memborong emas dengan harga tinggi seperti sekarang. Ketika harga naik lagi mereka akan menjual emasnya yang bisa menyebabkan harga emas turun,” kata Heru.
Jika harga emas turun, masyarakat yang hanya membeli dalam jumlah kecil bisa panik dan memilih menjual emasnya dalam keadaan rugi. Apalagi, kata dia, penjualan emas juga biasanya disertai potongan biaya administrasi, sehingga kerugian bisa menjadi berlipat.
“Sudah rugi karena harganya turun, ditambah potongan administrasi dari toko atau penjual emas, jadi dobel ruginya,” katanya.
Untuk itu, Heru menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan agar masyarakat tidak menjadi korban tren sesaat. BPKN, lanjutnya, akan terus meningkatkan upaya edukasi agar konsumen lebih siap dan bijak dalam mengambil keputusan investasi.
Sebagai informasi, harga emas batangan Antam 24 karat tercatat terus mengalami kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Pada Sabtu (12 April), harga emas mencapai rekor tertinggi yakni Rp1.904.000 per gram, naik Rp15.000 dari hari sebelumnya.
Pada Jumat (11 April), harga naik Rp43.000 ke level Rp1.889.000, dan sehari sebelumnya, Kamis (10 April), naik Rp34.000 menjadi Rp1.846.000 per gram.
Dalam seminggu terakhir, harga emas Antam bergerak di kisaran Rp1.754.000 hingga Rp1.904.000 per gram, sementara dalam satu bulan terakhir berada pada rentang Rp1.679.000 hingga Rp1.904.000 per gram.