Walau Sekali Seumur Hidup, Berwakaflah

0
188
Ilustrasi wakaf. (Foto: Ist)

JAKARTA – Sudah adakah terbetik keinginan dalam hati kita untuk berwakaf, setidaknya sekali seumur hidup? Jika belum, mungkin kita perlu memancangkan niatnya sejak saat ini. Mengapa?

Meski wakaf bukanlah kewajiban sebagaimana zakat atau naik haji, namun mengingat pahala berkesinambungan yang dapat dihasilkannya, sungguh sepadan jika kita memiliki tekad untuk mewakafkan harta berharga yang kita punya. Setidaknya, satu kali dalam hidup ini.

Perbedaan manfaat wakaf dengan sedekah pada umumnya ibarat perbedaan seseorang makan apel dengan yang memiliki satu pohon apel. Buah apel bisa habis seketika, namun pohon apel bisa terus berbuah.

Sedekah yang kita infakkan untuk dhuafa tentu saja amat membantu mereka, namun manfaatnya hanya sekali bantuan hingga sedekah tersebut habis digunakan. Berbeda dengan wakaf, bisa terus-menerus memberi manfaat pada banyak orang hingga waktu yang tak bisa kita bayangkan.

Selain itu, ada beberapa ganjaran atau pahala wakaf yang amat spesial dan dapat menjadi motivasi bagi diri kita:

  • Allah Bangunkan Rumah di Surga

Sungguh lucu, begitu banyak orang yang memiliki impian untuk membangun rumah mewah di dunia yang cuma tempat singgah sementara ini, tapi tidak peduli dengan tempat tinggal abadinya kelak di akhirat.

Sudah tahukah bagaimana cara membangun rumah di akhirat? Dengan berwakaf. Wakaf merupakan salah satu cara kita dapat membangun rumah di surga, terutama wakaf pembangunan masjid.

“Barangsiapa yang membangun masjid (karena mengharap wajah Allah), Allah akan membangunkan bangunan yang semisalnya di surga.” (HR Bukhari dan Muslim, dari ‘Utsman bin ‘Affan)

Bahkan meskipun jumlah donasi wakaf yang kita keluarkan tidak besar (karena ketidakmampuan kita secara finansial), Allah tetap akan mengganjar donasi wakaf tersebut dengan membangunkan rumah di surga.

“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, walaupun (besar sumbangannya) hanya seukuran tempat burung bertelur, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga…” (HR An Nasai)

  • Pohon Pahala yang Terus Berbuah

Manfaat wakaf sama seperti pohon yang terus-menerus berbuah. Begitu pula dengan ganjaran pahala yang Allah berikan bagi siapa saja yang berwakaf. Pahalanya terus-menerus mengalir sekalipun sang pewakaf telah tiada.

“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, anak saleh yang mendoakannya.” (HR Muslim, no. 3084)

  • Investasi Pahala untuk Kehidupan Setelah Kematian

Yang namanya investasi tentu saja tidak bisa dirasakan langsung manfaatnya untuk saat ini, melainkan di masa depan nanti. Demikian pula pahala wakaf bagi para pewakafnya menjadi investasi akhirat yang tentu saja amat menjanjikan.

Mari kita simak sabda Rasulullah dalam hadis yang banyak membicarakan bentuk-bentuk wakaf terbaik berikut ini:

“Sesungguhnya di antara apa yang dijumpai oleh seorang mukmin dari amalnya dan kebaikannya setelah dia mati itu adalah ilmu yang disebarkannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya, masjid yang didirikannya, rumah yang didirikannya untuk ibnu sabil, sungai yang dialirkannya, atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya di waktu sehat dan hidupnya, semuanya dia jumpai pahalanya sesudah dia mati.” (HR Ibnu Majah)

  • Memperoleh Pahala Amalan yang Diupayakan Sahabat Nabi Bahkan Rasulullah

Sesungguhnya, hampir seluruh sahabat Rasulullah melakukan wakaf, kecuali yang memang tidak mampu untuk berwakaf, yakni yang tidak memiliki harta untuk diwakafkan.

Bahkan, sahabat Jabir Radhiyallaahu ‘anhu sebagaimana dinukilkan dalam kitab al-Mughni mengatakan, “Tidak ada seorang pun di antara para sahabat Nabi yang memiliki kemampuan (untuk berwakaf) melainkan dia akan mengeluarkan hartanya untuk wakaf.”

Bahkan, Rasulullah sendiri pun berwakaf, ini menunjukkan betapa wakaf adalah suatu amalan yang perlu kita upayakan.

“Setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam wafat, beliau tidak meninggalkan dirham, dinar, dan budak lelaki atau perempuan. Beliau hanya meninggalkan seekor bighal (yang diberi nama) al-Baidha’, senjata, dan tanah yang telah beliau jadikan sebagai sedekah (wakaf).” (HR al-Bukhari)

  • Menyempurnakan Bakti pada Allah

Ketika kita mengaku bertakwa, mengaku cinta Allah dan ingin berbakti, maka bentuk bakti yang sempurna adalah menafkahkan sebagian harta yang kita cintai untuk kemaslahatan umat, yakni dengan berwakaf.

Karena, benda wakaf biasanya adalah sesuatu yang memiliki nilai besar seperti tanah, bangunan, masjid, kendaraan, dan lain sebagainya.

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui.” (QS Ali Imran: 92)

Semoga Allah memampukan kita untuk menunaikan wakaf terhadap harta berharga yang kita miliki, namun bisa memberi manfaat pada masyarakat luas agar kita menjadi manusia beruntung yang memiliki investasi akhirat yang takkan merugi. (tabungwakaf.com)

Advertisement div class="td-visible-desktop">