TANGERANG – Balita perempuan berinisial SK (2,5), anak bungsu dari pasangan Nurifah dan Tarjuki mengalami pertumbuhan yang tidak lazim di usianya karena menderita gizi buruk.
SK tinggal di Jalan Musyawarah Raya, RT06/02, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), bersama keluarganya mengontrak di bangunan berukuran 2 petak sejak hampir setahun lalu.
Sang Ayah, Tarjuki diketahui hanyalah seorang buruh serabutan, yang kesehariannya terkadang dihabiskan menjadi kuli kasar pada proyek pengerjaan rumah. Bahkan jika ada waktu senggang di sore atau malam hari, pria berkulit gelap itu tak mengenal lelah untuk berlanjut melakoni pekerjaan sebagai ojek daring.
Tarjuki mesti kerja keras seorang diri menghidupi kebutuhan hidup keluarga kecilnya. Apalagi, putrinya yang tertua, Puja Dwi Noviana, saat ini sedang duduk di bangku sekolah kelas 5 SDN Pondok Jaya 03, Pondok Aren, dan tentu membutuhkan biaya tambahan pendukung pendidikannya.
Sedangkan Nurifah sendiri tak bisa beraktivitas banyak, lantaran harus terus menemani, SK, yang didiagnosa mengidap gizi buruk sejak masa-masa awal kelahiran. Keperluan membeli susu, beras, sewa rumah, dan kebutuhan sekolah putrinya kadang harus ditutupi dengan hutang ke tetangga dan saudara.
“Dulu waktu pertama lahir pernah periksa, terus 2 tahunan lalu katanya (petugas Puskesmas) memang berat badan sama usia anak saya enggak seimbang, ya dibilang kena gizi buruk. Disaranin perbaiki asupan gizinya, susu, asi,” kata Nurifah.
Nurifah sendiri awalnya sempat kesulitan untuk mendapat pengobatan atas kondisi gizi buruk yang dialami putri bungsunya.
Dia dan suami, belum memiliki KTP Tangsel, sebagaimana dijadikan prasyarat utama dalam mendapat pelayanan administratif diberbagai instansi. “KTP lagi diurus, yang lama masih KTP di kampung (Tegal),” imbuh Nurifah, dilansir Sindonews, Jumat (6/4/2018).
Diceritakan Nurifah, kondisi SK saat ini sudah lebih baik dari fase-fase sebelumnya. Meski begitu, dia sangat mengharapkan bantuan pengobatan terhadap putrinya itu, terutama dalam memenuhi kebutuhan susu dan makanan dengan kandungan gizi tinggi.
Kini dia dapat susu sebulan 1 kotak dari Posyandu, meski masih dirasa kurang, sisanya dibeli sendiri dengan uang seadanya.