JAKARTA, KBK – Bagi Didik (65) usia yang semakin beranjak senja bukan berarti ia dapat berhenti bekerja begitu saja. Kondisi fisiknya yang mulai menua tak menghalangi niat besarnya untuk merantau ke Jakarta guna mencari lembaran rupiah.
Kakek Bango, begitu Didik akrab disapa. Jauh sebelum matahari menampakan wujudnya di langit timur Jakarta, Kakek Bango sudah wara-wiri mengantarkan penumpang. Sejak 1 tahun lalu Kakek Bango menjalani kesehariannya menjadi tukang ojek berbasis aplikasi.
Sebelumnya Kakek Bango merupakan tukang ojek pangkalan di kampungnya di daerah Lido, Kecamatan Cijeruk, Bogor Selatan, Jawa Barat, namun semakin sulitnya mendapatkan penumpang dan semakin berkembangnya teknologi membuat Kakek Bango harus merantau ke Jakarta bersama sepeda motor lawasnya.
Di Jakarta pun, Kakek Bango tidak menyewa rumah, ia memilih tidur di musola SPBU Kebon Jahe Jakarta Pusat yang ukurannya sangat minimalis. Menjelang subuh Kakek Bango sudah keluar rumah dan baru kembali ke musola saat magrib menjelang.
Wajah keriputnya seakan menjadi saksi perjuangan Kakek Bango selama menyusuri tiap jengkal jalanan Jakarta, panas terik ibu kota yang dengan cepat bisa berubah menjadi hujan badai merupakan tantangan tersendiri bagi Kakek Bango dalam mengais rejeki.
Setiap akhir pekan Kakek Bango kembali ke kampung sekedar setoran kepada sang istri Sariah, hasil yang di bawa pulang pun tak seberapa karena sudah habis untuk bensin dan biaya makan Kakek Bango selama di Jakarta. Sebagai ibu rumah tangga Sariah tinggal bersama 2 orang cucuk dan 3 orang anaknya.
“Anak saya ada delapan tapi sudah pada misah semua karena sudah menikah, sekarang yang tinggal dirumah ada tiga,” ucap Kakek Bango dengan suara serak.
Kini kedua cucu Kakek Bango masih duduk di bangku Sekolah Dasar, sedangkan 3 anak Kakek Bango masih bersekolah kelas 6 SD, 1 SMP dan SMA. Semuanya menjadi tanggungan Kakek Bango dengan sesekali seorang anaknya yang bekerja sebuah pabrik garmen datang membantu.
Ketika orderan ojek tengah sepi, pada pagi hari Kakek Bango memilih mangkal dekat halte pasar Thomas dan siang harinya ia menggeser pangakalan ke daerah Abdul Muis, Jakarta. Jaket hijau yang dikenakannya tiap hari pun mulai terlihat pudar, kumis putih tipisnya juga tampak serupa, tak beraturan seperti tidak terurus.
Kendati tubuhnya tak muda lagi namun Kakek Bango bisa dibilang masih lihai memainkan telepon pintar, dengan sigap ia segera menerima permintaan ketika orderan penumpang datang menghampiri HP nya.
Kakek Bango sempat menjadi viral di media sosial setelah foto Kakek Bango dengan wajah melas dan kebingungan menyebar di Facebook. Dalam tautan yang menyertai fotonya, disebutkan bahwa Kakek Bango tengah kebingungan karena seharian belum dapat orderan penumpang akibat pengaturan HP nya yang membuatnya tak mengerti.
Dalam postingan tersebut tak sedikit pula para Facebooker yang menaruh iba dan berdoa supaya Kakek Bango selalu diberikan kesehatan. Postingan yang memuat foto Kakek Bango juga menjadi sindiran bagi kalangan muda yang seharusnya tak bermalas-malasan bekerja dan hanya mengandalkan uang jajan dari orang tua.
Pada senin (29/08/16) Komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta (KNJ) menemui Kakek Bango dan memberikan donasi sebesar Rp 1.950.000. Menurut Mega Publik Relation KNJ yang dihubungi KBK mengatakan jumlah tersebut berhasil terkumpul dalam waktu 4 jam.
“Saya buka donasi untuk Kakek Bango mulai hari jumat lalu dari jam 5 sore dan kami tutup jam 9 malam dan yang terkumpul sudah satu juta semilan ratus,” kata Mega kepada KBK Selasa (30/08/16).
Selain itu Kakek Bango juga menerima lagi bantuan uang tunai sebesar Rp 2 juta dari para donatur tetap KNJ beserta sembako dan pakaian layak pakai. Ketika menerima donasi mata Kakek Bango terlihat berkaca-kaca menahan haru, mulutnya pun tak henti-hentinya mmengucapkan “terimakasih” kepada para anggota KNJ yang menemui Kakek Bango.
“Kabar berita yang beredar bahwa Kakek Bango di pecat dari Gojek karena tidak dapat penumpang itu tidak benar, karena terakhir kemarin beliau masih mengantarkan penumpang. Penghasilan beliau di Gojek tidak menentu apalagi setelah ada pengurangan insentif untuk driver Gojek,” tutup Mega.