spot_img

El Nino Timbulkan Kerugian Berganda

RISIKO kerugian berganda sampai beberapa tahun akibat dampak fenomena El Nino yang diperkirakan akan terjadi tahun ini perlu ditekan serendah mungkin terutama bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Peneliti Dartmouth College, Amerika Serikat dalam jurnal Science yang dikutip Kompas (19/5) menyebutkan, dampak pola perubahan iklim berulang seperti El Nino bisa bertahan beberapa tahun setelah kejadian, sehingga menimbulkan kerugian triliunan dollar AS pendapatan yang hilang di seluruh dunia.

Pasalnya, fenomene El Nino sering memicu perubahan cuaca pada  wilayah yang luas sehingga menimbulkan kebakaran hutan atau lahan (karhutla), kekeringan yang menimbulkan gagal panen, anjloknya populasi ikan serta munculnya sejumlah penyakit.

Peristiwa El Nino mengubah pola cuaca di seluruh dunia, misalnya di AS menimbulkan musim dingin lebih basah dan lebih hangat dan ancaman banjir di Pantai Barat dan memicu cuaca lebih kering di Australia dan Indonesia.

El Nino, menurut hasil studi selama dua tahun tersebut, juga berkontribusi utama terjadinya kebakaram hutan dan lahan terutama lahan gambut di Indonesia.

Beberapa dekade setelah peristiwa El Nino 1982 – 1983 dan 1997 – 1998 tercatat terjadinya perlambatan pertumbuhan eonomi lima tahun pasca periode tersebut masing-masaing 4,1 dan 5,7 triliun dollar AS terutama dialami negara-negara tropis miskin.

Diproyeksikan, kerugian ekonomi global akibat dampak El Nino pada abad ke-21 sebesar 84 triliun dollar AS, bahkan jika janji para pemimpin dunia untuk menekan emisi karbon bisa diwujudkan pun, kerugian tidak bisa dielakkan.

Sementara berdasarkan tren kerugian yang terjadi ebelumnya, El Nino 2023 menimbulkan kerugian ekonomi sekitar 29 triliun dollar AS pada 2029.

Menurut hasil penelitian Callahan dan Mankin, peristiwa El Nino 1982 – 1983 dan 1997 – 1998 menekan PDB di AS sampai tiga persen pada 1998 dan 2003, sementara PDB di negara tropis seperti Peru dan Indonesia turun 10 persen.

Menurut catatan, El Nino yang melanda Indonesia pada 2015 menimbulkan kebakaran lahan dan hutan seluas 2,5 juta Ha dengan  kerugian ekonomi sebesar Rp220 triliun termasuk pembatalan penerbangan, penutupan kantor dan terhentinya aktivitas ekonomi dan gangguan kesehatan.

Mitigasi diperlukan untuk menekan risiko dan kerugian akibat El Nino yang diprakirakan muncul tahun ini.

 

 

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles