Kapal Migran Sri Lanka Terdampar di Aceh Akan Diberangkatkan

Ilustrasi Kapal imigran Srilanka yang terdampar di Aceh/ Foto: netz.id

ACEH – Kapal imigran asal Sri Lanka yang berisi puluhan pencari suaka etnis yang terdampar di Aceh akan segera diberangkatkan.

Kepala Imigrasi Banda Aceh, Herry Sudiarto, mengatakan sebelum diberangkatkan, kapal kayu yang memuat 44 pengungsi etnis Tamil itu diperbaiki terlebih dahulu.

“Begitu mesin kapal selesai diperbaiki, rencananya hari ini (Jumat, 17/6/2016) akan dilepas ke lautan. Bahan bakar akan diberikan,” kata Herry kepada BBC Indonesia.

Herry juga mengungkapkan jika instruksi pemerintah pusat untuk memberi tempat penampungan bagi mereka tidak diberikan hingga kapal ini akhirnya akan berangkat kembali ke Pulau Christmas di Australia sebagai tujuan para pengungsi.

“Perintahnya kan memberi bahan bakar, memperbaiki mesin, dan memberi pengobatan supaya mereka bisa melanjutkan perjalanan,” ujar Herry.

Kamis (16/6/2016), sebanyak enam perempuan pengungsi sempat melompat dari atas kapal ke pantai, memohon bantuan dokter, “Mereka menangis, memohon-mohon bantuan dokter untuk pengobatan dan terpal untuk berlindung dari hujan,” kata Junaidi, seorang pewarta Aceh.

Namun, kata Junaidi, aparat keamanan yang mengawasi para pengungsi seketika melepaskan satu tembakan peringatan ke udara. Para perempuan itu diperintahkan untuk kembali ke kapal.

Bahkan masyarakat sekitar yang menyaksikan juga diperingatkan untuk tidak mendekat dan membantu para pengungsi.

Sementara itu lembaga Amnesty International menyesalkan pilihan pemerintah Indonesia yang tidak mengizinkan para pengungsi etnis Tamil untuk mendarat dan bertemu dengan para staf Badan Pengungsi PBB (UNHCR).

“Orang-orang ini telah menjalani sebuah perjalanan yang panjang dan sulit. Sekarang ketika mereka telah mencapai daratan di Aceh, mereka harus diizinkan untuk mendarat dan bertemu dengan staf UNHCR,” menurut Direktur Kampanye Amnesty International untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Josef Benedict.

Amnesty International mengaku sangat khawatir bahwa pihak berwenang Indonesia mungkin akan menghalau balik perahu tersebut ke perairan internasional.

Sedangkan ketika dikonfirmasi tentang hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan Indonesia akan melakukan koordinasi dengan UNHCR dan Organisasi Migran Internasional (IOM) untuk penanganan para pengungsi selanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, para pengungsi disinyalir sebagai sindikat sehingga pemerintah menegaskan tidak memberi tempat penampungan bagi mereka. Setelah dilakukan pendataan, para migran tersebut berlayar dengan tanpa dokumen.

Advertisement div class="td-visible-desktop">