Khawatir Pernikahan 2 Putrinya Tak Lancar, Kakek Ini Meninggal Serangan Jantung

A money lender counts Indian rupee currency notes at his shop in Ahmedabad, India, May 6, 2015. REUTERS/Amit Dave/File Photo

SIKAR (KBK) – Khawatir acara pernikahan anaknya tidak lancar karena tersendatnya dana, seorang penjual teh berusia 62 tahun meninggal karena serangan jantung. Kejadian itu berlangsung di distrik Sikar, New Delhi, India, Rabu (16/11/2016) lalu.

Kakek yang bernama Jagdish ini, bukannya tidak punya uang untuk pernikahan anaknya, uang yang ia punya ditaruh di Bank. Belakangan, Rakyat India berbodong-bondong ke Bank untuk menarik uang mereka karena pemerintah India secara mendadak menerapkan pemotongan uang lama (demonetisation).

Malang bagi kakek ini, ia gagal menukar mata uang lamanya dan menarik uang untuk pernikahan kedua putrinya. Ia pun tertekan dan pulang setelah setengah hari berjuang di bank.

“Ayah khawatir tentang pernikahan saudara saya Sunita Panwar (22) dan Kiran Panwar (24), yang sudah dijadwalkan tanggal 3 Desember ini. Dia pergi ke bank untuk menarik uang deposito lama, dengan jumlah tabungan sekitar Rs 45.000 di Bank, “kata Rajendra Panwar (36), putra sulung Jagdish ini.

Pada hari Rabu, Rajendra mengatakan, ayahnya meninggalkan rumah sekitar Pukul 9 dan kembali untuk makan siang di tengah hari. “Segera setelah makan siang, kondisinya tiba-tiba memburuk dan kami bergegas membawanya ke Rumah Sakit Kalyan, di mana ia dinyatakan meninggal pada saat kedatangan,” katanya.

“Ayah khawatir, sejak pengumuman (dari demonetisation). Dia khawatir tidak bisa membayar untuk Halwai, tenda, dll, “tambahnya.

“Kami menemukan uang tunai dan buku cek di saku ayah saya ketika ia meninggal. Dia khawatir, shadi ka Kaam bigad raha hai (penyelenggaraan pernikahan tidak akan seperti yang direncanakan). Apalagi Ibu, ia tidak tidur sepanjang malam, ” ungkap Deendayal Panwar (34), saudara Rajendra menambahkan.

Dikutip dari India Express, bbank-bank lokal mulai mengeluh karena mereka tidak menerima uang tunai tambahan dari bank pusat dalam dua hari terakhir, menyebabkan kegaduhan pada nasabah.