Laporan PBB Bocor : Muslim di Afrika Tengah Disantet Terang-Terangan

0
460
Sihir digunakan untuk menundukan muslim di Afrika Tengah. Foto: Ist

AFRIKA (KBK) – Sebuah laporan rahasia PBB bocor ke publik. Laporan tersebut menceritakan Pemberontak Muslim Seleka di Republik Afrika Tengah telah diculik, dibakar dan dikubur hidup-hidup setelah mereka disihir secara terbuka dengan ritual santet yang mengerikan yang dilakukan kelompok milisi Kristen Anti Balaka.

Menurut laporan kelompok Kristen Anti Balaka memanfaatkan takhayul untuk mengontrol wilayah di negara yang sudah lama dilanda perang saudara itu.

Laporan oleh petugas hak asasi manusia PBB, yang dilihat secara eksklusif oleh Thomson dari Reuters Foundation, berisi foto-foto korban yang diikat di tiang kayu, dimasukkan ke dalam api yang menyala-nyala dan jasad mereka hangus dalam ritual sesat itu.

Foto-foto penyiksaan tersebut tecatat antara Desember 2014 dan awal tahun 2015 di bawah instruksi pemimpin milisi Kristen Anti-Balaka, yang memerangi pemberontak Muslim Séléka di seluruh wilayah Afrika Tengah.

Republik Afrika Tengah itu masuk pada perang sektarian ketika pemberontak Muslim merebut kekuasaan di negara yang sebagian besar Kristen itu, Maret 2013.

Ditulis dalam laporan tersebut, dengan meningkatnya kekerasan di kedua sisi, membuat keduanya melakukan pelanggaran hukum nasional yang terjadi di luar Ibukota Bangui.

Sementara kepercayaan sihir adalah kebiasaan umum di seluruh Afrika, peneliti PBB mengatakan, tampaknya pemberontak Kristen telah menggunakan takhayul ini untuk mengintimidasi, memeras uang dan mengerahkan otoritas atas wilayah tanpa hukum.

Laporan, tim pencari fakta PBB untuk misi stabilisasi yang dikenal sebagai MINUSCA, mengatakan, terjadi 13 serangan terhadap korban berusia antara 45 dan 70 yang telah terjadi di dekat Baoro di Nana-Mambere, salah satu dari 14 bagian di negara ini.

Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (27/11/2015), Laporan ini mengidentifikasi ada tiga pemimpin dari faksi anti-Balaka di Nana-Mambere ikut serta selama sesi penyiksaan.

Korban di bawah todongan senjata diperintahkan untuk membayar antara $ 30 sampai $ 80 agar terhindar dari diikat atau dibakar. Denda itu di luar kemampuan mereka, karena dua pertiga dari penduduk setempat penghasilannya kurang dari $ 1,90 per hari, menurut data Bank Dunia.

Advertisement div class="td-visible-desktop">