
TIDAK ada jaminan di tengah masa transisi pandemi Covid-19 saat ini, virus SARS-CoV-2 tidak akan bermutasi dan menyebar lagi membentuk varian-varian baru, bahkan yang lebih ganas lagi.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo saat membuka Rakornas Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun 2023 di Jakarta, Kamis (26/1).
“Persoalan sangat berat sedang kita hadapi saat ini. Tidak ada standarnya dan tidak ada pakemnya karena kita belum memiliki pengalaman menghadapi pandemi, “ kata presiden.
Perigatan Jokowi sangat kontekstual, misalnya mengacu pada pola penanganan Covid yan diberlakukan China sebagai titik awal pandemi Covid-19 bermula dari kota Wuhan, Prov. Hubei, medio Desemember 2019.
Sukses dan dipuji setinggi langit oleh dunia soal penanganan lonjakan kasus setelah dilakukan karantina total (lockdown) di sejumlah kota dan lalu melakukan pelonggaran, ternyata berakibat fatal. Setelah itu China mengalami serangan Covid-19 gelombang ke-2 dan gelombang ke-3.
Jokowi mengakui, melaksanakan kebijakan “pedal gas dan rem” tidak lah mudah. Begitu salah perhitungan sedikit saja, ekonomi akan kolaps, sebaliknya, bila gas (sektor ekonomi, red) ditekan poll, Covid-19 yang naik.
“Itu yang harus dilakukan, menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, “ ujarnya .
Sementara Menko Perekonomiam Erlangga Hartarto mengemukakan pandemi sudah terkendali ditandai laju kasus yang melambat, namun varian baru masih tetap muncul.
Hal senada disampaikan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Iris Rengganis yang menyebutkan, vaksinasi masih diperlukan demi memperkuat imunitas penduduk terhadap paparan Covid-19.
Melonjak Lagi
Di sejumlah negara juga masih terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat munculnya sejumlah varian virus baru, sehingga pemberian vaksin booster penguat) dosis kedua harus terus dilakukan terutama bagi lansia yang rentan, apalagi yang memiliki komorbid.
Berdasarkan data dari Kemenkes, jumlah pasien bergejala sedang, berat dan kritis antara 4 Okt. ’22 sampai 25 Jan. ’23 tercatat 32.339 orang, 38 persen diantaranya belum divaksin, tujuh persen baru divaksin dosis pertama, 26 persen dosis kedua.
Dari usia, pasien paling banyak di atas 60 tahun atau sudah masuk lansia, sedangkan pada periode yang sama (4 Okt. ’22 – 25 Jan. ‘23) dari 5.473 kematian akibat Covid-19 separuhnya kaum lansia.
Sementara pada 26 Jan.’23 tercatat penambahan 322 kasus Covid-19 harian sehingga total 6.998.322 kasus, empat meninggal, total 160.799 orang dan 5.439 sembuh menjadi total 6.563.599 orang.
Sementara di sejumlah kota besar termasuk ibu kota, Jakarta pelonggaran prokes tampak makin terasa, terutama di ruang-ruang publik, angkot, mikrolet serta masjid-masjid, sudah makin banyak yang tidak mengenakan masker.
Covid-19 masih ada lho! Jangan lengah.