Mekanisme Kemenkominfo Cegah Penyebaran Hoaks Selama Ramadan

0
155

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mencegah penyebaran hoaks, termasuk selama Ramadan.

“Kalau untuk hoaks, baik Ramadan maupun tidak Ramadan, kami terus pantau, kami cegah,” tegasnya.

Dalam pernyataannya yang dilaporkan oleh Antara, Usman menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan tiga mekanisme untuk melakukan pencegahan tersebut.

Pertama, mereka menggunakan Automatic Identification System (AIS) yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi konten-konten yang berpotensi hoaks.

AIS merupakan teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan, bekerja untuk menjaring disinformasi yang beredar di ruang digital, termasuk hoaks.

Kedua, mereka melakukan patroli siber 24 jam untuk mendeteksi dan menghapus konten yang merugikan masyarakat.

Patroli siber tersebut dilangsungkan setiap hari tanpa jeda untuk memastikan ruang digital yang sehat dan aman bagi semua pihak.

Dan yang ketiga, mereka mengandalkan laporan masyarakat sebagai salah satu mekanisme pencegahan penyebaran hoaks.

“Jadi, itu terus kita lakukan selama 24 jam. Mekanismenya seperti itu,” kata dia.

Kementerian, lanjut Usman, berkomitmen untuk terus melakukan tindakan preventif tersebut selama 24 jam sehari, baik selama Ramadan maupun di luar Ramadan.

Ia menegaskan bahwa ketiga mekanisme yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memantau hoaks selama Ramadan merupakan standar prosedur yang telah ditetapkan.

Hal ini menunjukkan bahwa pihak Kementerian berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif hoaks tidak hanya selama Ramadhan, tetapi juga di bulan-bulan lainnya.

Usman juga mengungkapkan bahwa penyebaran hoaks selama Ramadhan mengalami penurunan tren dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi selama bulan suci tersebut.

Usman berharap bahwa penurunan tersebut terus berlanjut, karena masyarakat masih mematuhi nilai-nilai religius selama bulan suci tersebut.

Dia berpendapat bahwa selama masyarakat memegang teguh nilai-nilai tersebut, maka penyebaran hoaks bisa terus ditekan dan ruang digital bisa menjadi lebih sehat dan aman bagi semua pihak.

“Jadi, kalau dilihat trennya itu memang ada penurunan. Mudah-mudahan karena orang sedang berpuasa, dia menahan diri untuk memproduksi atau menyebarkan berita-berita hoaks,” kata Usman.

Advertisement div class="td-visible-desktop">