spot_img

Mengais Rejeki di Belakang Istana

JAKARTA – Panas terik matahari Jakarta siang itu tak menyurutnya Mulyono untuk terus menggowes sepedanya sambil menjajakan kopi dan aneka muniman dingin yang ia bonceng di rak depan. Kulit keriputnya yang makin berkelir hitam legam menjadi bukti perjuangannya bertahan hidup di Ibu Kota yang keras.

Sambil mengelap keringat yang membasahi kening, Mulyono sesekali melempar senyum kepada setiap pelanggan yang memanggilnya. Sejak beberapa tahun silam Mulyono memilih berjualan aneka minuman dengan cara berkeliling diatas aspal Jakarta. Setiap hari mulai dari pukul satu siang hingga enam sore, Mulyono lebih banyak menghabiskan waktunya di bilangan Jalan Veteran.

Di jalan yang tepat berada di belakang istana tempat elit negri ini mengatur pemerintahan, Mulyono mengadu nasib. Sengatan matahari Jakarta yang membakar, merupakan ladang emas bagi Mulyono, menurutnya disaat-saat seperti itulah banyak orang yang mencari kesegaran dari dagangan Mulyono.

Ketik sang surya kembali keperaduannya di ufuk barat, kakek berusia 83 tahun itu lanjut menggowes sepedahnya ke daerah Monas. Di monumen berpuncak emas itu Mulyono kembali mengais rejeki dengan ditemani angin malam yang semilir. Setelah kisah hidup Mulyono diunggah ke akun instagram Komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta (KNJ), kakek sarat kesedehanaan itu banjir pujian. Tak sedikit pula yang iba dan terharu terhadap perjuangannya.

“Ya Allah berikan rezeki yang melimpah untuk kakek ini,” tulis netizen bernama @pinowt dalam komentarnya. Selain itu netizen @Farinaekawati memanjatkan doa supaya Mulyono diberikan panjang umur “Ya Allah semoga selalu diberikan kesehatan dan rejeki yang lapang ya kek,” tulisnya.

 

 

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles