NEWYORK (KBK) – Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon meminta pemerintah Mesir agar membuat jadwal rutin pembukaan pintu gerbang Rafah yang berbatasan langsung dengan Gaza, agar lalu lintas bantuan kemanusiaan dapat masuk ke wilayah Gaza.
Terkait perkembangan situasi di Palestina, Ki-Moon mengatakan kepada anggota Majlis Umum PBB, kemarin Selasa (24/11/2015), bahwa tujuan akhir PBB di Gaza adalah mengakhiri blockade berdasakan keputusan PBB nomer 1860 tahun 2009 sehingga bisa meringankan penderitaan warga Gaza.
Resolusi PBB tersebut mengharuskan gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza dan mengatur lalu lintas pangan secara permanen bagi warga melalui perlintasan Gaza.
Ban Ki-Moon menegaskan, sangat merisaukan sebab kondisi pengangguran di Gaza sampai 43% di akhir 2014. Jika tidak diatasi penyebab yang memicu hal tersebut yakni konflik Palestina dengan Israel dalam waktu dekat, maka situasi akan semakin parah dan kekerasan akan menjadi-jadi.
Sekjen PBB ini menambahkan, situasi di Gaza masih sangat tidak stabil karena situasi sosial dan ekonomi yang buruk, rekontruksi yang terlambat, keamanan yang tidak stabil dan gerakan warga dikekang oleh blokade.
Perlintasan darat Rafah menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir. Perlintasan ini dikhususkan untuk lalu lintas manusia saja satu-satunya bagi warga Jalur Gaza (1,9 juta orang) untuk bisa ke luar negeri. Namun pemerintah menutup perlintasan itu hampir total sejak tahun 2013 dan hanya dibuka dalam kasus kemanusiaan saja.
Kementerian dalam negeri Palestina di Gaza menyatakan, Mesir menutup perlintasan Rafah sebanyak 300 kali dalam setahun ini dan hanya dibukan 19 kali dalam rentang waktu tertentu untuk keperluan kemanusiaan. – PIP