240 Napi Lowokwaru Diserang Wabah Leptospirosis , Dua Orang Meninggal

Ilustrasi/ suara.com

MALANG – Sepanjang Juni hingga Juli 2016, 240 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lowokwaru, Malang, Jawa Timur terkena wabah leptospirosis, dua diantaranya meninggal dunia.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Lowokwaru, Krismono mengungkapkan, dua napi meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA). Mereka dirujuk setelah klinik Lapas tidak sanggup memberikan perawatan.

Fahrid Fajari, warga Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, menjadi korban meninggal pertama. Terpidana kasus pencurian itu tutup usia pada 19 Juni 2016, pukul 11.30 WIB. Korban kedua bernama Robby M Robby bin Suradi. Korban tercatat sebagai warga Jalan Arto Wijoyo, Kota Malang.

Robby yang mengeluh sakit perut parah awalnya berobat ke klinik lapas pada Kamis (14/7/2016), dan dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA).

Dinyatakan terkena infeksi perut, Robby langsung dioperasi, sayangnya Senin (18/7/2016) pukul 05.15 WIB terpidana kasus pembunuhan tersebut dinyatakan meninggal dunia. “Kami telah melakukan upaya medis, tetapi korban meninggal pagi tadi,” ucap Krismono, seperti dilansir melalui merdeka.com.

Wabah leptospirosis mulai dirasakan muncul di lingkungan lapas sejak sekitar Juni 2016. Secara berangsur, para penghuni lapas mengalami sakit perut dan harus dirawat.

Semula, sembilan napi mengalami gejala serupa, kemudian bertambah empat orang, hingga total menjadi 13 orang. Kejadian terus bertambah, terhitung hingga saat ini sudah 240 orang napi terjangkit.”Pasien ada yang sudah sembuh. Tinggal sekitar 30 orang yang menderita dan satu orang masih dirawat di rumah sakit,” ujar Krismono.

Dokter Klinik Lapas Lowokwaru, M Adib Sholahudin, mengungkapkan gejala awal dialami pasien berupa panas tinggi, menggigil, mual-mual, dan trombosit turun. Pada kondisi tertentu, pasien akan pucat dan kulitnya terlihat kekuningan. “Semula dugaan awal karena demam berdarah, sehingga kita lakukan fogging dan pemberian abate,” kata Adib.

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis, yakni penyakit yang dapat menyebar dari hewan ke manusia. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan hewan pengerat, sanitasi buruk, dan kegiatan lain yang melibatkan air tawar, lumpur, dan tanah. Meskipun bisa terjadi di mana saja, namun Leptospirosis lebih umum terjadi di daerah dengan iklim hangat dan curah hujan tahunan yang tinggi.

Untuk itu, dugaan sementara penyakit dipicu oleh kebiasaan para napi yang kurang sehat. Beberapa napi memang masih terbiasa minum langsung dari air sumur, atau keran yang tersedia. Padahal air itu bukan buat diminum. “Air PDAM yang dinyatakan steril dan bisa diminum ada 4 titik. Karena kebiasaan di luar Lapas yang biasa minum air mentah,” ujar Adib.

Atas kejadian tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur telah melakukan peninjauan ke Lapas Lowokwaru. Dinkes telah mengambil contoh tikus buat pemeriksaan lebih jauh.”Diambil sampel, diambil darah dari tikus yang ada di sini. Pemeriksaan dilakukan ke Semarang, sekarang sedang menunggu hasilnya,” tutup Adib.