spot_img

75 Tahun Membatik, Wanita ini Digadang Sebagai Pembatik Tertua di DIY

JAKARTA – Siang itu Mufiah tengah duduk di atas dingklik (bangku pendek kecil) yang terbuat dari kayu. Di samping rumahnya yang terletak di Giriloyo, Imogori, Bantul, DIY itu Mufia serius membatik.

Di kanan Mufiah, wajan kecil berisi cairan panas tampak di atas tumpukan kayu bakar, mengepulkan asap berbau khas. Sesekali ia mengambil kipas dan mengipasi bara dari kayu bakar ketika api mulai meredup.

Seperti orang Jawa seusianya, Mufiah yang berusia 85 tahun hanya bisa berbicara Bahasa Jawa halus. Di Imogiri nama Mufiah cukup terkenal ia beberapa kali diundang ke acara batik dan pernah dikunjungi menteri karena senioritasnya.

Mufiah bahkan digadang sebagai pebatik tertua di Yogyakarta, tercatat ia sudah mmebtik selama 75 tahun.

“Saya mulai membatik sejak umur 10 tahun. Ibu saya yang mengajarkan membatik,” kata Mufiah seperti dilansir Kumparan (2/10).

Meski sudah sepuh tak heran bila tangan Mufia begitu lincah menggoreskan motif Sri Kuncoro ke atas kain meski tanpa draf lebih dahulu.

“Kalau belum jago ya memang harus pakai pensil atau pulpen dulu, lalu ditiru (dengan membatik di atasnya). Kalau saya ya gini aja langsung. Bikin dulu satu baris, lalu dilipat, nanti diikutin saja motifnya,” jelasnya.

Mufiah tidak punya hari libur tetap. Ia hanya benar-benar berhenti membatik ketika jatuh sakit. Mufiah biasanya membatik dari pagi hingga sore, dan baru berhenti istirahat saat waktu salat zuhur tiba.

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles