RIYADH – Raja Saudi Salman pada hari Selasa (26/9/2017) memerintahkan agar perempuan diizinkan mengendarai mobil, dan mengakhiri tradisi konservatif sebagai lambang penindasan kerajaan Islam terhadap wanita.
Kerajaan telah banyak dikritik karena menjadi satu-satunya negara di dunia yang melarang perempuan mengemudi.
Kantor berita negara SPA mengatakan keputusan kerajaan tersebut memerintahkan pembentukan sebuah badan menteri untuk memberikan kebijakan dalam waktu 30 hari dan melaksanakan perintah tersebut pada tanggal 24 Juni 2018.
Duta Besar Saudi untuk Washington, Pangeran Khaled bin Salman mengatakan bahwa ini adalah “hari bersejarah dan besar di kerajaan kita”.
“Kepemimpinan kami berpikir bahwa inilah saat yang tepat untuk melakukan perubahan ini karena saat ini di Arab Saudi kita memiliki masyarakat muda yang dinamis dan terbuka,” katanya kepada wartawan. “Tidak ada waktu yang salah untuk melakukan hal yang benar.” ujarnya, dikutip Reuters.
Reaksi positif dengan cepat dituangkan masuk dari dalam kerajaan dan di seluruh dunia.
Selama lebih dari 25 tahun, aktivis perempuan telah berkampanye untuk diijinkan mengemudi, mengajukan petisi kepada raja dan mengeposkan video di belakang kemudi di media sosial. Protes tersebut membuat mereka ditangkap dan dilecehkan.
Aktivis Manal al-Sherif, yang ditangkap pada tahun 2011 setelah melakukan demonstrasi mengemudi, bersyukur dalam twitternya menyusul pengumuman raja, “Hari ini, negara terakhir di bumi mengizinkan perempuan mengemudi … kami melakukannya”, tulisnya.