JENEWA – PBB menyatakan keprihatinan atas meningkatnya jumlah kematian warga sipil di Suriah di tengah perang sipil yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Berbicara di sebuah konferensi pers harian, Juru Bicara Deputi PBB Farhan Haq mengatakan bahwa serangan udara dan penembakan yang hebat di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur, dilaporkan telah membunuh ratusan warga sipil dan melukai lebih banyak lainnya dalam 48 jam terakhir.
Ghouta Timur dikepung selama lima tahun dan rezim Bashar al-Assad telah mengintensifkan serangan gencar kota tersebut dalam delapan bulan terakhir.
Akses kemanusiaan telah benar-benar terputus ke 400.000 penghuninya, sehingga hampir tidak mungkin bagi makanan atau obat-obatan masuk ke distrik tersebut dan membuat ribuan pasien memerlukan perawatan.
Dikutip Anadolu, Haq mengatakan PBB juga prihatin atas keamanan dan perlindungan dua juta orang yang tinggal di kota Idlib, di mana serangan udara dan penembakan terus dilaporkan setiap hari, mengakibatkan kematian dan luka-luka sipil serta penghancuran infrastruktur sipil.
“Dalam tiga hari terakhir, PBB telah menerima laporan serangan udara di Idlib yang mengakibatkan kematian dan luka-luka warga sipil dan fasilitas medis yang rusak, sekolah dan infrastruktur sipil lainnya,” Haq mencatat, menambahkan bahwa lebih dari 1.200 sekolah tetap ditutup karena adanya permusuhan yang sedang berlangsung, berdampak pada ribuan siswa di kota.
Haq juga menyerukan penghentian permusuhan di Idlib, Ghouta Timur, Afrin dan Raqqah untuk akses kemanusiaan dan evakuasi medis.
Selain itu, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) diharapkan mengadakan pertemuan untuk membahas situasi kemanusiaan di Suriah, terutama di Ghouta Timur, atas permintaan Swedia dan Kuwait, yang akan memimpin DK PBB untuk bulan Februari.
Terletak di utara Suriah dekat perbatasan Turki, provinsi Idlib dinyatakan sebagai zona de-eskalasi menurut sebuah kesepakatan gencatan senjata Mei lalu yang sampai di ibukota Kazakhstan, Astana.
Rezim Suriah, bagaimanapun, telah berulang kali melanggar kesepakatan tersebut dan telah menargetkan daerah pemukiman di wilayah yang tidak memiliki zona ketegangan seperti Idlib.
Dikendalikan oleh kelompok bersenjata anti-rezim, provinsi ini mengalami serangan udara yang hebat selama dua bulan terakhir.
Pada bulan Januari saja, 211 warga sipil terbunuh dan 1.447 terluka.
Suriah telah dikepung dalam perang sipil yang menghancurkan sejak Maret 2011, ketika rezim Assad menindak demonstrasi pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.
Sementara pejabat PBB mengatakan ratusan ribu orang terbunuh dalam konflik tersebut, pejabat pemerintah mengatakan korban tewas mendekati 10.000 orang.