Anak Ini Sisihkan Uang Jajan untuk Bantu Korban Gempa Palu

0
246
Anak ini sisihkan uang jajan untuk bantu korban gempa Palu. Foto: DD

JAKARTA — Sore menyingsing di pertigaan Jati Padang, Jakarta Selatan. Jalan raya terlihat ramai dengan lalu-lalang pengendara, yang sebagian besar sedang pulang bekerja. Setiap 15 detik sekali lampu merah pertigaan tersebut berganti menjadi hijau, mempersilahkan pengendara dari arah Ragunan berbelok ke arah Pasar Minggu. Dilain sisi, dari arah Mampang menuju Ragunan, para pengendara berhenti menunggu lampu merah berganti hijau. Di sela waktu 15 detik tersebut, menjadi kesempatan bagi para relawan untuk membagikan brosur kampanye kemanusian untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah.

Kegiatan yang lebih khas disebut canvasing tersebut, rutin dilakukan Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan, untuk menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai kampanye kamanusiaan yang sedang dilakuakannya. Kali ini, kampanye tengah menyosialisasikan bantuan untuk bencana gempa dan tsunami yang telah melanda Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah.

Ditengah kesibukan canvasing, tim relawan dikejutkan dengan kedatangan tiga bocah SD yang menghampiri mereka.

“Kak, permisi, aku ingin donasi,” terang Naila, salah satu dari ketiga anak tersebut.

Naila tidak sendiri, dia bersama dua temanya, Nafa dan Sindi. Mereka merupakan murid kelas 5 SD Negeri 07 Ragunan. Di perjalanan pulang, mereka jalan kaki dan menemui tim canvasing di pertigaan Jati Padang. Tak berpikir lama, mereka pun sepakat untuk mengumpulkan uang sisa jajan sebagai wujud sumbangan, dan menyerahkannya ke tim canvasing Dompet Dhuafa. Padahal saat itu, tim canvasing tidak sedang melakukan penggalangan dana, melainkan hanya menyosialisasikan progam Dompet Dhuafa.

Ketika ditanya kenapa, Naila, Nafa, dan Sindi, hanya menjawab lugu bahwa mereka kasihan melihat kondisi korban gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya. Oleh karena itu mereka tidak ragu untuk mendonasikan uang sisa jajan mereka.

“Kasian kak, yang kena gempa dan tsunami, rumahnya rusak,” jawab salah satunya sambil bersahutan argumen polos.

“Pengen dapat pahala yang banyak, hehe,” sahut salah satunya lagi.

Apa yang dilakukan oleh tiga anak tersebut adalah bentuk simpati yang tulus. Mengingat kondisi Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah pasca diguncang gempa dan tsunami yang memprihatinkan. Sejauh ini sudah tercatat lebih dari 1.700 korban jiwa, dengan puluhan ribu luka-luka, dan pulahan ribu lainya mengungsi di tempat yang lebih aman.

Saat ini warga Palu dan sekitarnya sedang membutuhkan bantuan dasar seperti logistik, medis, kebutuhan pakaian juga tempat tinggal dan lain sebagainya. Bantuan sekecil apapun akan sangat meringankan penderitaan warga Palu, seperti apa yang telah dilakukan oleh Naila, Nafa, dan Sindi. – Zul/Dompet Dhuafa

Advertisement div class="td-visible-desktop">