BARU saja viral di medsos, bayi usia 7 bulan di Gowa (Sulsel) diberi minumam kopi susu sasetan oleh emaknya. Begitu viralnya itu barang, Presiden Jokowi ikut berkomentar. Sementara Kapolri Listyo Sigit menugaskan polisi di Polres setempat meninjaunya langsung. Tapi ternyata oh ternyata, bukan orangtuanya sengaja celakai anak kandungnya, melainkan ini sekedar konten untuk Tiktok. Busyet dah…..
Kepala Negara pun meminta masyarakat berhati-hati agar tak meniru apa yang dilakukan oleh orangtua bayi berusia tujuh bulan itu. Sebab kondisi jantung dan ginjal pada anak belum sepenuhnya kuat. “Saya lihat kemarin ramai bayi baru tujuh bulan diberi kopi susu saset. Kopi susu saset oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan, di sini adalah susu gitu loh. Anaknya mau diberi susu,” kata Jokowi.
Menurut American Academy of Pediatrics, bayi seharusnya tidak diberikan minuman berkafein hingga usia 12 tahun, karena sistem metabolisme pada bayi masih belum sempurna. Sementara Etik Wahyuningsih Dosen S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menyebut, efek samping kafein kepada bayi lebih berbahaya dibandingkan orang dewasa bahkan bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius.
Menurutnya, dampak yang pertama adalah bayi sulit tidur, rewel dan gelisah. Bayi yang minum kopi bisa mengalami kesusahan tidur yang akan mengganggu pertumbuhan karena saat tidur tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan. “Selain itu, kopi dapat menyebabkan jantung bayi berdebar, pusing dan sakit kepala sehingga menyebabkan bayi rewel dan gelisah,”jelas Etik.
Betul kata dosen UM Surabaya, betul pula kata Presiden Jokowi. Kopi susu sasetan memang tidak cocok untuk bayi. Minuman tersebut dalam kondisi panas, paling cocok untuk bayi usia 720 bulan alias kakek-kakek usia 60 tahunan. Lebih nikmat diminum pagi-pagi sambil ditemani pisang goreng atau randa royal (tape goreng).
Sebab bagi kalangan kakek di pedesaan, minum kopi panas menjadi pengantar untuk bekerja di sawah atau kebunnya. Sering minum kopi panas, bagi yang sudah ketagihan, konon bisa bikin badan tetap rosa-rosa macam Mbah Marijan.
Sayangnya, sebenarnya kopi bukanlah minuman yang tepat dikonsumsi terutama sebagai minuman pertama di pagi hari. Pasalnya, seperti dilansir dari The List, konsumsi kopi pada kondisi perut kosong bukanlah hal yang disarankan. Terlepas dari kapan mengonsumsi kopi, meminumnya terlalu banyak bisa menyebabkan berbagai dampak pada tubuh.
Hal ini bisa membuat badan gemetar serta menyebabkan berbagai hal seperti perubahan mood. Dampak ini bahkan dapat terjadi ketika perut tidak dalam kondisi kosong. Oleh karena itu, dampaknya bakal lebih parah ketika perut berada dalam kondisi kosong.
Bagi para pecandu kopi, baik kaum pria maupun wanita, segala nasihat pakar kesehatan sebagaimana di atas hanyalah akan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Tidak akan digubris. Sebab bagi mereka tanpa minum kopi menjadikan hidup tidak lengkap. Lebih-lebih bagi perokok, minum kopi sambil merokok adalah kebiasaan satu paket yang tak bisa diganggu gugat.
Ada pula yang bilang, kopi paling nikmat itu tanpa gula. Paling tidak ini diyakini oleh mantan Menpen Harmoko. Sampai-sampai beliaunya buka rubrik di pojok koran Pos Kota miliknya, diberi nama: Kopi Pagi. Isinya tentang opini beliau seputar isyu yang sedang berkembang. Setelah beliau almarhum, rubrik tersebut tetap dilanjutkan oleh putranya, Azisoka.
Sementara orang ada yang bilang, minum kopi bisa mencegah kantuk! Penulis termasuk kelompok yang tidak percaya. Sebab berdasarkan pengalaman sendiri, meski sudah minum kopi, kalau ngantuk ya tetap ngantuk saja. Kopi baru bisa jadi pencegah kantuk adalah, mana kala dalam kondisi panas mongah-mongah, lalu diguyurkan ke jidat. Dijamin ngantuknya akan hilang seketika. Resikonya paling-paling baju jadi basah dan ikut hitam semua. (Cantrik Metaram).