WASHINGTON DC (KBK) – Departemen Kehakiman AS sedang mempelajari laporan dari 107 organisasi berita global yang melakukan investigasi terhadap bocoran dokumen dari firma hukum yang berbasis di Panama, Mossack Fonseca.
Awal dari kebocoran dokumen tersebut diberitakan oleh Surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung.
Di Inggris, diberitakan oleh Guardian dan BBC, yang mempublikasikan dokumen yang berisi 11,5 juta file itu, hal ini digambarkan sebagai kebocoran terbesar dalam sejarah.
Dalam dokumen ini terungkap rahasia seorang bankir Inggris yang menghabiskan dua dekade tinggal di Korea Utara dan mendirikan sebuah perusahaan keuangan lepas pantai secara rahasia, yang diduga digunakan oleh rezim Pyongyang untuk membantu menjual senjata dan memperluas program senjata nuklirnya.
Juga terungkap dalam dokumen ini; beberapa donor, anggota parlemen dan pemodal yang mendukung kenaikan David Cameron ke tampuk kekuasaan di Inggris. Jaringan itu memiliki hubungan dengan jaringan Inggris yang diduga memainkan pajak.
Unsur besar yang dimuat dokumen ini seperti diberitakan Guardian terkait dengan klaim besar kekayaan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan teman dekatnya seperti Sergei Roldugin, Pemain Cello.
Pemerintah Rusia telah menolak laporan itu dan menuduhnya sebagai dokumen yang tidak berdasar dan sebagai tindakan “Putinophobia”.
Perdana Menteri Islandia menghadapi mosi tidak percaya setelah file yang mengungkap kekayaan dia dan istrinya terungkap ke publik.
Downing Street menolak untuk mengomentari informasi dalam file yang menunjukkan ayah David Cameron, Ian, diduga menggelapkan pajak Inggris.
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, menghadapi panggilan untuk penyelidikan dari anggota parlemen menyusul tuduhan tentang transaksi gelapnya.
Mossack Fonseca mengatakan, tidak bisa mengomentari kasus-kasus per individu, tetapi ia mengatakan anggota yang bertanggung jawab dari komunitas keuangan dan bisnis global telah melanggar hukum atas bocornya dokumen itu. – dari berbagai sumber