THAILAND (KBK) – Sebuah bom meledak di sebuah Pos Pemeriksaan di selatan Thailand menewaskan 4 orang dan melukai empat orang lainnya.
Bom itu meledak Kamis malam (12/11/2015), di distrik Khok Pho Pattani, salah satu dari tiga provinsi yang dihuni oleh mayoritas Muslim, di mana pemberontak telah berjuang untuk meminta otonomi yang lebih besar, selama beberapa dekade terakhir.
Kolonel Polisi Tanongsak Wansupha, Komandan Polisi Pattani, mengatakan, bom itu ditanam oleh pemberontak, tapi seperti kebanyakan serangan di kawasan itu, tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab.
“Para pelaku menempatkan bom di bawah kursi di pos pemeriksaan, menewaskan empat orang,” kata Tanongsak. “Serangan ini adalah untuk membuat situasi tidak aman.”
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Jumat (13/11/2015), sejak tahun 2004, lebih dari 6.500 orang telah tewas akibat kekerasan sporadis di Yala, Pattani dan Narathiwat, semua provinsi yang berbatasan dengan Malaysia.
Thailand adalah negara berpenduduk mayoritas Budha, namun di bagian selatan berpenduduk mayoritas Muslim, dan perlawanan terhadap kekuasaan yang dikuasai Budha telah ada selama beberapa dekade.
Kekerasan sesekali muncul di Provinsi Songkhla yang sering dikunjungi wisatawan dari negara tetangga, Malaysia.
Wilayah ini pernah menjadi bagian dari kesultanan Melayu Muslim sampai dianeksasi oleh Thailand pada tahun 1902.
Tak lama setelah merebut kekuasaan dalam kudeta 2004, yang berkuasa di Thailand adalah pemerintah militer, berjanji akan menciptakan perdamaian dengan kawasan selatan dalam waktu satu tahun.
Pemerintah militer telah melakukan kontak dengan para pemimpin pemberontak, namun pembicaraan yang ditujukan untuk menengahi perdamaian antara kelompok bersenjata dan pemerintah Thailand yang difasilitasi oleh Malaysia sebagian besar telah terhenti, karena perselisihan internal di dalam barisan pemberontak, serta skeptisisme di kedua sisi.