Cegah Stunting: Dimulai dari Calon Ibu, sejak Usia Remaja

0
269

JAKARTA – Untuk mencegah stunting pada anak, calon ibu harus memerhatikan kondisi kesehatannya sejak masa remaja, termasuk menghindari anemia.

Perhatian terhadap kesehatan remaja, khususnya dalam menghindari anemia, turut berperan dalam melahirkan anak yang sehat dan bebas stunting.

Anemia pada remaja dapat memiliki dampak yang tidak terlihat secara langsung, namun jika dibiarkan terus-menerus tentunya akan memengaruhi kehidupan remaja, bahkan masa depannya.

Mulai dari prestasi sekolah, menyebabkan kelelahan, meningkatkan risiko sakit, meningkatkan kerentanan terhadap keracunan, mengganggu fungsi kognitif, dan mengurangi produktivitas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di rumah dan dalam komunitas.

Bahkan, ketika remaja perempuan dengan anemia dewasa, dampaknya dapat berlanjut pada kesehatan kandungan.

  • Remaja putri yang anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia, selanjutnya menjadi ibu anemia yang dapat mengalami kekurangan energi kronis saat hamil nanti.
  • Kekurangan energi kronis pada ibu hamil bisa meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting.

1. Dampak Jangka Pendek

Anemia bisa menurunkan daya tahan tubuh penderitanya sehingga mudah terkena penyakit infeksi

Anemia menyebabkan kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak, ini bisa membuat kebugaran dan ketangkasan berpikir kamu menurun yang tentu saja bisa membuat prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja kamu jadi ikutan turun.

2. Dampak Jangka Panjang

Dampak anemia pada rematri dan Wanita Usia Subur akan terbawa hingga dia menjadi ibu hamil. Anemia bisa mengakibatkan perdarahan sebelum dan saat melahirkan sehingga mengancam keselamatan ibu dan bayi.

Bayi yang dikandungnya dapat mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), kelahiran prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak, di antaranya stunting dan gangguan neurokognitif.

Untuk mencegahnya, Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil.

Selain itu, Kemenkes juga melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here