JAKARTA – Karbohidrat adalah zat gizi utama yang dibutuhkan tubuh selain protein dan lemak, namun jika dikonsumsi secara berlebihan bisa berbahaya.
Konsumsi karbohidrat berlebihan dapat menimbulkan sejumlah efek buruk bagi kesehatan, diantaranya:
- Badan terasa lelah
Kelelahan kronis atau rasa lesu setelah mengonsumsi karbohidrat sederhan bisa menjadi efek samping dari kebiasaan makan terlalu banyak karbohidrat, menurut National Sleep Foundation.
Meskipun makan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah untuk sementara dan memberi energi pada tubuh dan otak untuk bertindak, peningkatan tersebut sering kali diikuti dengan penurunan cepat gula darah, yang salah satunya dapat mengurangi aktivitas neuron tertentu yang terlibat dalam siklus tidur-bangun dan menghabiskan energi.
Sebagai gambaran, ketika Anda makan terlalu banyak karbohidrat di siang hari, Anda mungkin akan menemukan gangguan tidur, membuat Anda merasa lelah keesokan harinya.
2. Berat Badan Melonjak
Makan terlalu banyak karbohidrat padat kalori, seperti keripik, makanan yang dipanggang, pizza, minuman manis, koktail, dan biskuit jelas dapat membebani tubuh. Tapi, ada lebih banyak hal yang terjadi di sini daripada kelebihan kalori.
Untuk memahami caranya, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui cara kerja insulin. Di mana, ketika makan terlalu banyak karbohidrat olahan, banyak orang mengalami lonjakan insulin, yakni pankreas membanjiri tubuh dengan hormon untuk membantu glukosa memasuki sel tubuh yang menurunkan kadar glukosa dalam aliran darah.
Padahal, ketika sel mendapatkan lebih banyak glukosa daripada yang mereka butuhkan karena Anda makan terlalu banyak karbohidrat, tubuh dapat mengubah kelebihan glukosa tersebut menjadi lemak.
Dalam sebuah studi di jurnal Clinical Chemistry, para peneliti di Harvard Medical School menganalisis data pada lebih dari 140.000 orang yang mengalami insulin tinggi setelah mengonsumsi karbohidrat olahan dan menemukan hubungan yang kuat dengan massa tubuh yang lebih tinggi.
3. Otak Lamban
Glukosa dari karbohidrat adalah sumber energi utama otak. Tapi, kebiasaan makan terlalu banyak karbohidrat dan bahan bakar otak itu bisa menjadi bumerang.
Dalam sebuah studi yang didanai oleh National Institutes of Aging, peneliti melacak 1.230 orang berusia 70 tahun ke atas selama sekitar empat tahun dan menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, termasuk diet tinggi gula, memiliki risiko hampir empat kali lipat untuk mengembangkan gangguan kognitif ringan.
Asupan karbohidrat yang tinggi bisa berdampak buruk karena karbohidrat dapat memengaruhi metabolisme glukosa dan insulin.
Gula memang menjadi bahan bakar otak. Asupan sedang itu baik. Namun, kadar gula yang tinggi dapat mencegah otak menggunakan gula, mirip dengan yang bisa dilihat pada kasus diabetes tipe 2.
4. Jerawat
Studi pola makan yang diterbitkan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, menunjukkan bahwa orang muda yang makan lebih banyak makanan manis, terutama karbohidrat olahan dengan tambahan gula serta susu dan lemak jenuh, dapat memperburuk jerawat.
Para peneliti meminta 248 (115 laki-laki, 133 perempuan) peserta berusia 18 sampai 25 tahun untuk mengisi kuesioner yang mengukur keparahan jerawat yang dilaporkan dan kebiasaan makan.
Para ahli menemukan bahwa, dibandingkan dengan peserta dengan jerawat ringan, mereka yang berjerawat sedang hingga parah melaporkan konsumsi gula tambahan, susu, dan lemak jenuh yang lebih besar. 52 persen dari semua responder menyalahkan diet mereka sebagai penyebab jerawat.
5. Diabetes
Makan terlalu banyak karbohidrat juga dapat berdampak negatif terhadap kadar gula darah. Biasanya, gula darah berfungsi sebagai sumber energi untuk sel-sel tubuh.
Di mana, jaringan tubuh dapat mengambil gula dalam aliran darah dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan untuk hidup aktif.
Tetapi karbohidrat olahan berupa gula atau karbohidrat “putih”, seperti nasi putih, roti putih, dan pasta dapat dicerna dengan cepat dan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Tubuh sebenarnya dapat merespons dengan melepaskan hormon untuk menurunkan kadar gula darah, tetapi seringkali berakhir dengan kompensasi berlebihan.
Seiring berjalannya waktu, makan terlalu banyak karbohidrat dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar gula darah secara negatif.
Orang-orang yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, yaitu satu poris penuh makanan kaya karbohidrat dapat menyebabkan lonjakan gula darah hingga menghadapi risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2, menurut Harvard School of Public Health.
Jadi, pilih sumber karbohidrat sehat (kompleks), seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh, buah-buahan dan sayuran, daripada yang diolah, seperti permen atau pasta putih.
Karbohidrat sehat tidak meningkatkan gula darah dan lebih baik untuk mencegah diabetes tipe 2.
