JAKARTA (KBK) – Besarnya potensi dan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai wakaf mendorong CIMB Niaga Syariah bersama 9 nadzir besar di Indonesia untuk diskusi bareng guna meningkatkan mobilisasi wakaf di Indonesia.
“Kami melihat wakaf belum banyak dimengeri masrayakat, wakaf masih abstrak. Padahal wakaf ini semacam investasi yang dapat dinikmati setelah kita memasuki akhirat,” ujar Head of syariah consumer banking CIMB Niaga Syariah Diah Rachma Paramaiswari.
Menurut wanita yang akrab disapa Mery tersebut, selama ini wakaf hanya dikenal sebatas untuk pembangunan masjid, surau dan pesantren. Padahal wakaf bisa diproduktifkan dengan cara membangun rumah sakit, pabrik obat, perkebunan dan hotel, dengan demikian wakaf tidak perlu menunggu kaya karena bisa dengan wakaf uang seberapa pun nominalnya.
“Suatu bangsa bila bisa menghimpun dana masyarakat seperti wakaf akan jadi bangsa besar karena ekonomi umat berdaulat. Bayangkan bila pembangunan bangsa digali dari potensi wakaf, kita akan jadi bangsa yang kuat,” ucapnya.
Menyambut baik ajakan berwakaf yang digerakan CIMB Niaga Syariah, Manager Penghimpunan Wakaf Dompet Dhuafa Boby Manulang menuturkan kini Dompet Dhuafa tengah fokus mengembangkan wakaf produktif berbasis kesehatan dan pendidikan. Untuk itu ia menawarkan kerjasama kepada CIMB Niaga Syariah guna mengembangkan rumah sakit dan kampus.
“Sekarang kami sedang mengembangkan Khadijah Learning Centre yaitu kampus kewirausahawan khusus perempuan di kawasan Tangsel seluas 2.400 meter, Kampus ini bertujuan untuk meningkatkan harkah perempuan. Ini salah satu bentuk wakaf produktif kami,” kata Boby.
“Selain itu kami juga ajak CIMB Niaga Syariah untuk membangun Rumah Sakit Bukit kemuning, Lampung,” tambahnya.
Boby optimis ajakan membangun kedua aset wakaf produktif itu bisa terwujud karena ia melihat ada pergeseran segmen usia minat donasi wakaf. Bila dulu wakaf dilakukan di usia 50 tahun ke atas kini tidak demikian.
Menurut Boby saat ini 48 persen minat wakaf justru di isi generasi milenial usia 24 – 35 tahun. 35 persen usia 35 – 55 tahun dan hanya 11 persen minat wakaf di usia di atas 55 tahun.
“Semoga kedepan wakaf produktif bisa membantu umat secara luas. Membetang kebaikan butuh relasi akan lebih kuat dengan sinergi,” tutup Boby