Dokter Ungkap Penyebab Pola Haid TIdak Teratur

0
83
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA – Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG, Subsp. FER, mengungkapkan bahwa obesitas atau kelebihan berat badan dapat menjadi salah satu penyebab gangguan hormonal yang mengakibatkan pola menstruasi menjadi tidak teratur.

Menurut Riyan, pola haid yang tidak teratur pada remaja atau usia muda seringkali disebabkan oleh masalah kelebihan berat badan.

“Salah satu yang menjadi penyebab mens tidak teratur dari pengalaman kami banyaknya gangguan hormonal di usia remaja atau usia muda itu karena problem overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas,” ucapnya saat diskusi kesehatan di Jakarta, belum lama ini.

Riyan menjelaskan, penyebab pola haid yang tidak teratur dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan oleh dokter kandungan dengan menggunakan ultrasonografi (USG).

Pemeriksaan USG akan membantu dokter melihat adanya kelainan seperti miom atau penebalan di rahim, dan tindakan seperti penipisan dinding rahim atau pengobatan untuk mengatasi miom dapat dilakukan jika diperlukan.

Jika hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan tersebut, maka pola haid yang tidak teratur kemungkinan disebabkan oleh gangguan hormonal yang sering kali terkait dengan masalah kelebihan berat badan.

Untuk memperbaiki keseimbangan hormon, pasien akan diminta untuk mengurangi asupan karbohidrat dan garam yang tinggi serta meningkatkan konsumsi makanan tinggi serat.

Riyan menekankan, memasukkan makanan tinggi serat dan protein dalam pola makan, serta menghindari makanan yang tinggi karbohidrat kompleks, lemak jenuh, dan garam, dapat membantu memperbaiki pola haid.

Selain itu, peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan, serta peningkatan aktivitas fisik, juga dapat membantu memperbaiki gangguan hormonal yang disebabkan oleh kelebihan berat badan.

“Misalnya makanan-makanan yang tinggi serat, tinggi protein, kemudian kita hindari makanan yang tinggi karbohidrat kompleks, kemudian tinggi lemak jenuh, tinggi garam, perbanyak sayur, perbanyak buah, menambah aktivitas fisik misalnya,” katanya, dilansir dari Antara.

Riyan menjelaskan bahwa batasan normal untuk pola menstruasi yang teratur adalah antara 24 hingga 38 hari, dengan durasi haid selama siklus maksimal 8 hari. Volume darah haid yang dianggap normal bisa dinilai berdasarkan seberapa sering pembalut harus diganti.

Jika seorang wanita harus sering mengganti pembalut dalam sehari karena volume darahnya lebih banyak dari biasanya, atau jika haid berlangsung lebih dari 2 minggu, Riyan menjelaskan bahwa ini sudah termasuk dalam gangguan pola menstruasi yang tidak normal.

“Misalnya perempuan ini menstruasinya normal, sebulan sekali kemudian lamanya juga normal 5 hari, tetapi, darahnya banyak setiap hari bisa ganti pembalut 5-6 kali. Ini juga termasuk dari gangguan pola haid,” ujarnya.

Pada ibu yang telah melahirkan, pola menstruasi juga dapat berubah dan belum sepenuhnya kembali normal dalam beberapa bulan karena pengaruh menyusui.

Jika seorang ibu menyusui cukup sering, sekitar delapan kali sehari atau setiap tiga jam, selama enam bulan pertama, maka kemungkinan besar dia tidak akan mengalami haid. Namun, setelah berhenti menyusui, yang biasanya terjadi sekitar 1 atau 2 tahun setelah melahirkan, siklus menstruasi akan kembali normal seperti sebelum kehamilan.

Riyan menekankan bahwa jika setelah melahirkan selama satu atau dua tahun siklus menstruasi tidak kembali normal, hal ini mungkin bukan disebabkan oleh pengaruh melahirkan. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan guna menemukan penyebab pastinya.

“Kalau setelah melahirkan setahun atau dua tahun siklus menstruasi tidak kembali ke normal, nah, itu bukan pengaruh melahirkannya. Sebaiknya segera cek ke dokter untuk mencari tahu apa penyebab pastinya,” ucap dokter lulusan Universitas Indonesia itu.

Riyan juga memberikan saran bahwa jika seorang wanita merasa pola menstruasinya terganggu, sebaiknya dia berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum mencoba obat-obatan atau minuman pelancar haid. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan saran tentang perbaikan pola hidup yang mungkin diperlukan.

Advertisement div class="td-visible-desktop">