Hamil Anggur Atau Nganggur?

0
709
Jika hamil resmi bukan hamil nganggur, tanpa malu mendatangi Puskesmas untuk kontrol.

ADA peristiwa tragis dari Bantul (DIY). Gara-gara takut hamil nganggur, seorang mahasiswa dari Kasihan awal April lalu malah tewas dicekik kekasihnya. RA (20) menuntut kandungan digugurkan, tapi Sunarto (21) tak punya biaya. Pusing jadinya. Mau dinikahi orangtua sigadis tak setuju, mau digugurkan tak punya biaya. Ketimbang pusing, pelayan rumahmakan itu nekad mencekik RA hingga tewas. Padahal cara ini jelas sangat bertentangan dengan prinsip kantor Pegadaian: menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Kenapa RA terus mendesak kekasihnya untuk menggugurkan saja? Sebab dia takut nantinya Sunarto malah kabur. Jika itu yang terjadi kan sama saja menjadi hamil nganggur. Padahal yang namanya hamil nganggur, itu sama berbahayanya dengan hamil anggur. Hamil anggur mengancam jiwa ibu si janin, hamil nganggur akan merusak citra ibu si bayi, orangtua, keluarga berikut jajarannya.

Hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin. Istilah hamil anggur digunakan karena bentuk bakal janin tersebut mirip dengan gerombolan buah anggur. Apa penyebab penyakit ini belum diketahui pasti, namun diduga karena kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim. Yang jelas, hamil anggur itu bisa terjadi akibat ulah pasangannya (lelaki) yang tidak mau nganggur!

Hingga kini belum pernah disurvei, banyak mana antara korban hamil nganggur dan hamil anggur. Tapi ditilik dari gejala sosial yang terjadi di masyarakat, sepertinya korban hamil nganggur jauh lebih banyak ketimbang hamil anggur. Lihat saja pemberitaan di koran, TV dan media internet, hampir setiap minggu ada saja berita “kecelakaan ranjang” yang berujung pembunuhan. Si gadis menuntut tanggungjawab, tapi sicowok selaku pemegang saham mayoritas tidak mau tanggungjawab. Akhirnya, pembunuhan dianggap jadi jalan penyelesaian.

Jika boleh memilih, enak mana hamil nganggur atau hamil anggur? Jelas semuanya tidak enak. Paling enak tentunya makan buah anggur, atau minum anggur kolesom cap Orang Tua. Dua-duanya ini tanpa resiko. Justru minum anggur kolesom bisa bikin badan tambah sehat, rosa-rosa macam Mbah Marijan.

Hamil nganggur bisa terjadi karena si lelaki hanya mau enaknya tapi ogah anaknya. Pada awalnya, para praktisinya sekedar mencoba-coba, meniru dari apa yang dilihat di dunia jagad maya. Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di tahun 2013 mengatakan, sebanyak 97 persen pelajar SMP dan SMU di Indonesia telah mengakses dan menonton video di situs porno. KPAI juga menemukan ada 92,7 persen responden melakukan kissing dan oral sex, 61 persen pelajar SMP melakukan hubungan di luar nikah, dan 21,2 persen siswi SMU melakukan aborsi.

Sebelum ada internet, kasus hamil di luar nikah alias tenggur (meteng nganggur) sebetulnya juga sudah sering terjadi. Tapi semenjak ada internet, populasi hamil nganggur meningkat pesat. Gambar-gambar porno itu lebih merangsang, karena bukan lagi gambar diam, melainkan gambar bergerak (video) yang menjadikan “perangkat” penontonnya ikutan bergerak-gerak.

Padahal yang namanya kemajuan teknologi jagad maya, tak bisa dilawan. Menteri Kominfo dari Tifatul Sembiring hingga Rudiantoro sekarang, tak henti-hentinya memblokir atau memberangus situs-situs porno itu. Tapi diblokir di sini, muncul dengan nama lain di sana. Ibarat kata, dimatikan satu tumbuh seribu. Akhirnya pemerintah pun hanya bisa bilang, “Capek deh.”

Kuncinya sekarang hanya pada keluarga. Bisa tidak para orangtua mengawasi anak-anaknya. Lewat pendekatan keagamaan di setiap rumahtangga, itu akan lebih berhasil. Hanya bisa dikatakan “lebih berhasil”, sebab di era gombalisasi ini, banyak juga wanita muda yang pakai jilbab sekedar mode. Maka banyak terjadi, atas pakai kerudung tapi bawahnya …….warung! (Cantrik Metaram).

Advertisement div class="td-visible-desktop">