DEPOK – Tragedi Tolikara yang terjadi pada Hari Raya Iedul Fitri 1436 Hijriah atau pada hari Jumat (18/07/2015) masih membekas di benak masyarakat, terutama umat Islam yang menjadi korbannya.
Peristiwa yang sekarang sudah menemui kata damai antara umat Islam dengan jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), sebagai pelaku penyerangan, melahirkan momentum yang penuh hikmah bagi semua orang.
Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra, Ustadz Arifin Ilham mengatakan, yang terpenting yang harus dilakukan umat Islam pascatragedi Tolikara adalah dengan menunjukkan akhlak yang baik tanpa mengendurkan ketegasannya.
Dia mencontohkan, pada saat kompleks Majelis Zikir Az-Zikra mengalami peristiwa yang mirip dengan Tolikara, yaitu saat diserang sekelompok massa Syiah, Arifin tidak serta-merta menyerang balik secara fisik melainkan menunjukkan sikap yang berakhlak terlebih dahulu.
“Hikmahnya, mereka yang menyerang kan sebenarnya tidak tahu apa-apa, kita tunjukkan sikap yang baik sesuai tuntunan Nabi SAW, akhirnya mereka tobat. Sama seperti Tolikara, hikmah besarnya akhirnya kan masjid yang lebih besar akan dibangun di sana,” kata Arifin saat ditemui di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Universitas Indonesia, Depok, Senin (03/08/2015).
Arifin menegaskan, tidak membalas secara langsung melalui cara yang sama bukan berarti menunjukkan kelemahan. Dia berpendapat, jika sikap buruk yang diterima dibalas dengan sikap baik maka membuka kesempatan untuk menjelaskan bagaimana ajaran Islam yang sebenarnya.
Ustadz yang memiliki suara serak yang khas itu melanjutkan, meskipun di dalam Al Quran dibenarkan untuk membalas secara fisik jika umat Islam diserang, namun menurutnya akan lebih baik jika menunjukkan akhlak yang baik tanpa mengurangi ketegasan.
“Umat jangan membalas menyerang. Yang kita inginkan, kan, mereka semua memeluk agama Islam. Sebab mereka semua orang awam,” tutupnya.