JAKARTA, KBKNews.id – Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine dan dilaporkan oleh Medical Daily pada Jumat (25/4/2025), menunjukkan bahwa hipertensi dapat memengaruhi risiko seseorang mengalami demensia di usia lanjut.
Studi ini melibatkan 34.000 orang dewasa berusia di atas 40 tahun dari berbagai desa di China, dan menemukan adanya kaitan antara hipertensi yang tidak ditangani dengan risiko demensia.
Mereka yang menderita hipertensi tanpa pengobatan memiliki peluang 42 persen lebih tinggi untuk mengalami demensia dibandingkan dengan yang tidak hipertensi.
Untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap risiko ini, para peneliti membagi peserta menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, terdiri dari 17.000 pasien, menerima pengobatan hipertensi disertai dukungan personal seperti pelatihan mengukur tekanan darah di rumah, penerapan pola hidup sehat melalui pengurangan konsumsi natrium dan alkohol, serta dorongan untuk konsisten menjalani perawatan.
Sementara itu, kelompok kedua hanya mendapat perawatan standar berupa pelatihan dasar dan pemeriksaan klinis rutin.
Setelah empat tahun masa tindak lanjut, hasilnya menunjukkan bahwa peserta di kelompok intervensi tidak hanya berhasil mengendalikan tekanan darah lebih baik, tetapi juga mengalami penurunan risiko penurunan fungsi kognitif.
Risiko terkena demensia berkurang hingga 15 persen, dan kemungkinan mengalami gangguan kognitif menurun sekitar 16 persen.
Menanggapi hasil studi ini, Dr. Richard Oakley, Direktur Muda Riset dan Inovasi dari Alzheimer Society, menyambut baik temuan tersebut dan menganggapnya sebagai langkah maju.
“Kami akan sangat antusias untuk melihat penelitian lebih lanjut yang memberikan informasi lebih lanjut tentang dampak pengendalian tekanan darah dalam jangka panjang dan pada populasi lain,” ujar Oakley.
Hal senada disampaikan oleh Profesor James Leiper dari British Heart Foundation. Ia menekankan pentingnya memantau apakah manfaat penurunan risiko ini tetap bertahan lebih lama dari periode empat tahun dan apakah hasil serupa dapat ditemukan di populasi yang berbeda.
“Jika demikian, penggunaan perawatan tekanan darah tinggi yang lebih luas pada orang dengan kondisi tersebut dapat direkomendasikan untuk melawan dampak demensia yang semakin meningkat,” kata Leiper.