Horee Lebaran (mudah-mudahan) Bisa Mudik

Tren penyebaran Covid-19 terus menurun sehingga pemerintah melakukan sejumlah kelonggaran prokes dan sedang mempertimbangkan status pandemi menjadi endemi

TREN penurunan penyebaran Covid-19 sejak medio Februari cukup melegakan dan  pemerintah pun melakukan sejumlah pelonggaran, walau masyarakat tidak perlu lebai, bersikap euforia, apalagi mulai melepas masker dan mengabaikan prokes lainnya.

Pasca serangan gelombang ke-3 didominasi varian Omicron asal Afsel yang mencapai puncaknya pada 16 Feb. ‘22 ( 64.718 kasus)  atau melampaui rekor serangan varian Delta asal Inggeris pada 15 Juli ‘21 (56.757 kasus), kurva penyebarannya terus melandai.

Senin, 7 Maret ‘22, tercatat total angka orang terpapar Covid-19 di Indonesia sejak awal terdeteksi (2 Maret 2019) sebanyak 5.770.105 kasus, yang meninggal 150.430 orang dan sembuh 5.171.402 orang.

Pada hari yang sama tercatat penambahan 21.830 kasus baru, sudah berkurang jauh, tinggal sekitar sepertiga dari puncaknya pada 16 Feb lalu,  sementara yang meninggal 258 orang  dan 48.800 orang terkonfirmasi sembuh.

Mulai 7 Maret ’22, pemerintah melakukan sejumlah pelonggaran misalnya, pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) cukup menunjukkan surat vaksin lengkap (dosis 1 dan 2), tidak perlu lagi tes antigen atau PCR.

Bebas karantina juga mulai diuji cobakan pada pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang masuk melalui Bandara di Bali, dan jika berhasil, akan diberlakukan di wilayah lainnya mulai 1 April ’22.

Karantina selama satu hari masih diberlakukan bagi PPLN yang mengikuti ibadah Umrah dari Tanah Suci Mekkah dan PPLN yangtiba selain di bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Pelonggaran lainnya, dalam perpanjangan PPKM dari 8 – 14 Maret, ’22 status PPKM wilayah Jabodetabek dan Surabaya Raya serta sejumlah wilayah di Jawa Barat diturunkan dari level 3 ke level 2 .

Dalam PPKM Level 2 a.l. diatur pembelajaran tatap muka di sekolah 50 persen dari jumlah murid, warung dan pedagang K5 bisa beroperasi dengan prokes ketat sampai pukul 21.00 begitu pula pusat perbelanjaan (50 persen kapasitas, sampai pukul 21.00).

Bahkan Menkes Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengemukakan, jika penyebaran Covid-19 terus terkendali, khususnya umat muslim yang memasuki Bulan Suci Ramadhan mudah-mudahan sudah bisa melakukan ibadah secara normal, menunaikan shalat Ied dan mudik.

Dari Pandemi ke Endemi

“Pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah status Covid- 19 dari pandemi menjadi endemi atau penyakit musiman, ” kata Menkes.

Hal itu mengacu pada pengalaman pandemi flu Spanyol yang menewaskan 50 juta penduduk dunia dan memapar 500 juta orang, terbanyak di kawasan Eropa (1918).

Bedanya, kemajuan teknologi di era now memungkinkan percepatan pembuatan vaksin Covid-19. Dalam setahun sejak awal pandemi (Des. 2019) sudah ditemukan,  sementara vaksin flu baru beberapa tahun kemudian setelah puluhan juta korban berjatuhan.

Namun di dunia ini tidak ada yang pasti selain perubahan. Ahli Permodelan Penyakit Infeksi London School of Hygiene & Tropical Medicine Graham Medley mengemukakan, Omicron belum tentu jadi varian terakhir. Bisa saja  muncul varian baru dengan karakteristik berbeda.

Tetap patuhi prokes, demi kemaslahatan dan keselamatan diri, keluarga, tetangga  dan kita semua.