HP Jadul Menteri PUPR

Menteri PUPR Basuki Hadimulyono dengan HP jadul kesayangannya. Nokia 105

BALITA umur 2 tahun saja sekarang tahu main HP android. Tapi Menteri PUPR kita, Basuki Hadimulyono, ternyata malah masih setia dengan HP jadulnya, Nokia 105 yang hanya bisa buat kirim SMS dan telepon saja. Kemarin ada anggota DPR kelimpungan, sebab mau kirim WA ke Menteri PUPR mental dan gagal. Tapi begitulah kesederhanaan Menteri Basuki. Satu-satunya menteri di Kabinet Indonesia Maju, ya Menteri PUPR ini yang masih pegang HP jaman dinasti Ming.

Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Menteri PUPR Basuki Hadimulyon curhat, betapa susahnya menghubungi Pak Menteri, karena tak memiliki HP yang bisa menerima WA. Padahal politisi Nasdem itu sering menerima informasi yang bisa jadi masukan ke Menteri PUPR. Apa jawab sosok menteri yang terlalu sederhana ini, “Biasanya kalau menghubungi saya pakai WA, ya lewat ajudan saja.”

Menteri PUPR non parpol ini memang tipe pekerja keras, yang tahunya kerja, kerja, dan kerja! Dia tak mau kefokusan kerja terganggu harus melayani WA dan video call para relasinya. Padahal jika dibuka ruang itu, sebagai menteri malah tak bisa kerja, karena sebentar-sebentar harus melayani telpon relasinya, termasuk wartawan tentunya.

Asal tahu saja, dari 34 anggota kabinet, hanya Menteri Basuki yang tidak pegang HP android, padahal omong kosong jika tak punya duit. Kalau mau, beli HP yang berharga Rp 40 juta juga mampu. Tapi bagi Pak Menteri, buat apa? Lha wong pakai HP Nokia 105 saja sudah lebih dari cukup.

Maka hanya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bisa menyesuaikan dengan kesederhaan Menteri PUPR. Artinya, dia harus menyediakan HP khusus pula untuk bisa berkomunikasi dengan Menteri PUPR. Ke nomer HP yang satu madzab pulalah Menteri Basuki jika menghubungi Menkeu.

Bukan saja HP, topi harian Menteri Basuki juga itu-itu saja, warnanya sudah pudar dan nampak kucel. Aslinya warna biru dongker, tapi jadi memutih karena terkena sinar matahari dan sering dicuci. Tapi beliaunya tak pernah mau ganti yang baru, dengan alasan nyaman dan masih layak pakai.

Ajudan menteri AKP Sugianto pernah ditegur seseorang, mbok bossmu itu kamu kasih topi yang baru kenapa? Jawab ajudan, “Wong itu maunya Bapak, katanya nyaman dipakai.” Bukan hanya ajudan, istri pun malu dengan topi gantung kepuh (itu-itu saja) suaminya yang Menteri PUPR. “Dikira istri nggak mau ngurus suami, lho Pak!” Tapi menteri Basuki bergeming. Bahkan dia pernah marah karena topi antiknya itu disumbunyikan istri.

Menteri Basuki memang sosok sederhana, tapi memiliki prestasi luar biasa. Sebagai menteri PUPR dia berangkat dari pejabat karier, bukan menteri dari parpol yang biasanya pinter ngomong doang. Sebelum ditarik Jokowi jadi Menteri PUPR, dia adalah Dirjen Perencanaan Tata Ruang Kemeterian PU. Cocoklah itu……….

Dan Presiden Jokowi tidak salah pilih. Program infrastruktur dari pembuatan jembatan, bendungan, bandara sampai jalan tol di mana-mana termasuk di luar Jawa, semua dikerjakan dengan baik. Maka tak mengherankan di kabinet periode keduanya Basuki tetap dipakai. Dan Presiden Jokowi menjuluki Basuki Hadimulyono sebagai Daendeles abad ini, karena berhasil menyambungkan jalan tol dari Merak sampai Panarukan.

Ada kejadian menarik sehubungan tugasnya sebagai Menteri PUPR. Jalan tol Becakayu yang melintas dari Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, adalah salah satu rencana kerjanya. Tapi ketika sampai di Kalimalang, pengerjaannya jadi lambat. Apa gerangan, karena ada pejabat daerah yang mencoba membelokkan trace jalan demi menyelamatkan rumah pribadi Pak Menteri yang tertabrak proyek. Apa kata Pak Mentri? “Jangan dibelokkan, rumah saya kegusur nggak apa.” Kata Basuki  Hadimulyono.

Dalam usia 68 tahun sekarang, sudah sewajarnya seluruh rambutnya sudah memutih dan jidatnya berkerut-kerut. Tak ayal sosok Menteri PUPR itu menjadi bahan gossip di medsos dan media masa. Jangan-jangan Menteri PUPR yang diisyaratkan Presiden Jokowi sebagai pemimpin Indonesia di tahun 2024 nanti. “Bisa-bisa jadi competitor Pak Prabowo nih.” Kata anggota DPR dari Gerindra, Andre Rosiade.

Jika ada istilah “Bapak Pembangunan” di jaman Orde Baru, sebetulnya sekarang ini yang sebenar-benarnya sebagai Bapak Pembangunan ya Menteri Basuki Hadimulyoni ini. Sebab selama jadi Menteri PUPR, dia mampu menerjemahkan segala apa yang menjadi maunya Presiden Jokowi. (Cantrik Metaram)

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">