SESAAT setelah bayi terlahir ke dunia, apa yang pertama yang harus dilakukan, baik oleh petugas kesehatan yang membantu persalinan maupun oleh si ibu ? Jawaban yang benar adalah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
IMD adalah proses bayi menyusu air susu ibu (ASI) segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Dilakukan dengan cara membiarkan kulit ibu melekat pada kulit bayi (skin to skin) segera setelah persalinan, kontak kulit ini dibiarkan setidaknya selama satu jam atau sampai menyusui awal sekali. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global dan sekaligus kontak cinta pertama antara seorang ibu dengan bayinya.
IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja saat bayi berumur 0-6 bulan) dan lama menyusui (selama 2 tahun). Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan IMD sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena dengan IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan.
Terdapat 5 (lima) tahapan dalam melakukan IMD, yaitu pertama, saat dalam proses persalinan, ibu disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses persalinan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
Kedua, setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi. Kemudian yang ketiga, bayi segera ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
Lalu yang keempat, saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
Dan yang kelima, setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
Terdapat pula 5 (lima) tahapan perilaku yang dilakukan bayi sebelum ia berhasil menemukan puting susu ibunya dan menyusu saat dilakukan IMD, yaitu yang pertama, pada waktu 30 – 45 menit pertama. Bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat bundanya. Masa ini merupakan masa penyesuaian atau peralihan dari dalam kandungan ke luar kandungan.
Sekali-kali bayi akan melihat ibunya dan menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Ajaibnya, kulit si ibu dapat berfungsi sebagai “thermoregulator thermal synchron”, artinya jika bayi kedinginan, maka kulit si ibu akan meningkat suhunya 2 (dua) derajat Celcius, dan jika si bayi kepanasan, maka akan menurun 1 (satu) derajat Celcius.
Kedua, pada waktu 45 – 60 menit selanjutnya. Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Inilah yang akan membimbing bayi menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan kedua tangan bayi pada saat bayi baru lahir.
Kemudian yang ketiga, saat bayi siap dan menyadari adanya makanan di sekitarnya,bayi mulai mengeluarkan air liur. Dan keempat, bayi akan bergerak ke arah payudara. Areola payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya.
Ketika bayi menjilati kulit si ibu, secara tidak langsung ia akan memasukkan bakteri-bakteri yang bermanfaat untuk ususnya, dan ketika ia menghentakkan kepala ke dada ibunya, ia melakukan “massage” atau pemijatan yang akan melancarkan pengeluaran ASI dari payudara si ibu.
Akhirnya tahapan yang kelima, bayi akan menyusu. Dengan bayi menemukan puting susu ibunya, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik serta mulai menyusu. Bayi akan mendapatkan kolostrum yang memberikan manfaat yang banyak untuk dirinya. Suatu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dimana bayi baru lahir sebetulnya sudah bisa mencari jalan sendiri untuk menemukan kehidupannya dimulai dengan mencari puting susu ibunya.
Jjika si bayi sudah menemukan puting ibunya, biarkan paling tidak 1 (satu) jam atau lebih sampai proses menyusu awal selesai. Bila dalam 1 (satu) jam si bayi belum menemukan puting, dekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir akan mampu mencari payudara ibunya dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit. Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tersebut dilakukan akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minat untuk menyusu pada ibunya, sehingga mengakibatkan proses IMD mengalami kesulitan.
Dengan terjadinya kontak kulit bayi dengan kulit si ibu, akan terdapat banyak manfaat yang didapatkan oleh bayi dan si ibu, terutama sekali adalah kontak cinta pertama yang membahagiakan dan menyenangkan, serta indah dan menakjubkan.
Mari kita galakkan ibu menyusui ASI kepada bayinya selama 2 tahun, untuk wujudkan generasi bangsa yang sehat dan cerdas, serta keluarga yang bahagia dan sejahtera.
# dari berbagai sumber
(dr. Yahmin Setiawan, MARS – Dirut Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa)
