JAKARTA – Gangguan pendengaran terjadi ketika seseorang tidak dapat mendengar dengan baik seperti orang normal lainnya. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Bagi orang tua, penting untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan pendengaran atau tidak. Deteksi dini sangat diperlukan agar tidak berdampak pada perkembangan bicara dan kemampuan belajar anak.
Dokter spesialis THT dan bedah kepala-leher dari RSUD Pasar Rebo, Indah Trisnawaty, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor penyebab gangguan pendengaran pada anak.
Salah satunya adalah otitis media efusi, yaitu kondisi di mana cairan menumpuk di telinga tengah setelah infeksi hilang.
“Amandel mulut dan belakang hidung atau yang kita sebut adenoid itu posisinya ada di antara saluran telinga dengan tenggorok. Jadi, kalau itu tertutup, cairan yang dihasilkan di telinga tengah itu engak bisa keluar, jadi numpuk di situ,” kata Indah.
“Ketika ada cairan di dalam ruangan itu, tentunya suara itu akan terhalang. Jadi, bisa bikin gangguan dengar,” imbuhnya.
Infeksi ini biasanya muncul setelah anak mengalami batuk dan pilek. Jika saluran belum kembali normal setelah infeksi mereda, cairan bisa terus tertahan di telinga tengah dan menyebabkan gangguan pendengaran.
Selain itu, masalah seperti rhinitis alergi atau infeksi telinga tengah berulang juga bisa memperburuk kondisi ini.
Gangguan pendengaran tidak hanya disebabkan oleh masalah di telinga tengah. Indah menjelaskan, gangguan juga bisa terjadi di telinga luar atau telinga dalam.
“Kalau untuk yang telinga luar itu adalah kotoran telinga, serumen. Penyakit yang lain, misalnya infeksi telinga luar, biasanya telinganya lebih sempit, kemerahan, keluar cairan,” jelas Indah.
Ia menambahkan bahwa infeksi virus juga bisa menjadi pemicu gangguan pendengaran pada anak.
“Ada juga yang bisa didapat, misalnya habis sakit gondongan. Kalau ada demam, gondongan itu yang paling sering infeksi virus, yang paling sering menyebabkan gangguan dengar,” katanya.
Ketua PERHATI-KL DKI Jakarta, Tri Juda Airlangga, menegaskan bahwa orang tua sebaiknya memeriksakan anak ke dokter spesialis THT jika mencurigai adanya gangguan pendengaran.
Jika terdeteksi, dokter akan merekomendasikan pengobatan atau terapi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.