spot_img

Jembatan Putus, Aktifitas Warga Bojongpicung Cianjur Terhambat

CIANJUR – Aktifitas warga Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat terhambat akibat  jembatan penghubung utama antarkecamatan  putus.

Aktifitas warga terhambat karena harus memutar jalan dengan jarak dan waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan melintas di jembatan yang putus, ditambah warga kesulitan mendapat alat transportasi untuk menjual hasil bumi.

“Jembatan yang sudah beberapa kali diperbaiki dengan cara swadaya mengunakan batang kelapa, kembali putus karena sering dilalui truk sarat muatan. Selama ini, warga telah mengajukan permohonan agar segera dibangun permanen,” kata Iis Sofiah (48) warga Desa Jati, Minggu (23/7/2017).

Tiga bulan lalu, jembatan tersebut sempat amblas selebar 2 meter ketika truk yang membawa beckhoe melintas. Pemilik beckhoe yang merupakan seorang pengusaha besar di Bojongpicung akan bertanggungjawab dan membangun jembatan, namun hingga saat ini belum terwujud.

“Pemerintah daerah pun sudah beberapa kali berjanji untuk membangun jembatan yang merupakan akses utama antar kecamatan dari Ciranjang dan Bojongpicung menuju Desa Sukarama di Kecamatan Cibeber, hingga saat ini hanya janji tidak pernah terbukti,” katanya.

Dia menambahkan pengusaha yang sempat berjanji itu, tidak diperbolehkan membangun karena akses tersebut milik kabupaten, sedangkan dari kabupaten hingga saat ini belum terealisasi, meskipun sempat dilakukan beberapa kali pengukuran.

“Makanya warga dengan dana seadanya memperbaiki landasan jalan dengan pohon kelapa daripada tidak bisa dilalui. Putusnya jembatan membuat akses perekonomian dan aktifitas warga terganggu,” katanya.

“Kalaupun terpaksa melintas harus ektra hati-hati takut terperosok, itupun hanya sepeda motor. Ini jalan utama siswa yang mau berangkat sekolah melintas di jembatan ini. Ada jalan lain tapi harus memutar dengan jarak tempuh lebih lama satu jam,” ujar Suleman, warga lainnya penuh harap, dikutip Antara.

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles