
GELOMBANG aksi kerusuhan di Kaledonia Baru, wilayah seberang lautan Perancis di Samudera Hindia terus bereskalasi sejak Mei lalu sehingga pulau berpenduduk sekitar 271.000 termasuk ribuan suku Jawa itu di ambang perang.
BBC melaporkan, barisan barikade penghalang masih terpasang sampai hari ini di ruas-ruas jalan utama di ibukota, Noumea dilanda kekerasan terburuk dalam 40 tahun terakhir ini.
Sisa-sisa aksi anarkis tampak dari sejumlah bangkai kendaraan yang terbakar hangus, teronggok di jalanan dan jendela-jendela pertokoan yang ditutupi papan atau tripleks karena kacanya hancur dilempari massa. Ketegangan yang membara selama beberapa dekade mencapai titik puncaknya dua pekan lalu (23 Mei).
Setidaknya tujuh orang, dua di antaranya polisi tewas dan ratusan orang lain terluka dalam aksi demonstrasi yang berujung pada kericuhan, dipicu oleh rencana reformasi pemilu yang kontroversial.
Perancis menjajah Kaledonia Baru yang kaya akan sumberdaya nikel dan berpenduduk sekitar 300.000 orang pada 1853, lalu menjadikan wilayah luar negerinya dengan otoritas otonomi yang ckup besar pada 1946 walau pun pertahanan dan pendidikan masih disubsidi.
Keterbelahan panggung politik Kaledonia Baru yang berjarak sekitar 17.000 km dari daratan Perancis terjadi akibat usulan perubahan hak pilih warga negara Perancis yang telah tinggal di sana lebih dari 10 tahun.
Reformasi UU Pemilu itu bertujuan untuk mengubah sistem pemungutan suara saat ini yang hanya memberikan hak memilih kepada masyarakat adat Kanak dan para pendatang yang datang dari Perancis sebelum 1998.
Etnis Kanak khawatir pengaruh politik mereka akan melemah dan kebijakan baru ini akan mengancam referendum kemerdekaan Kaledonia Baru di masa depan.
Kerahkan ribuan polisi
Sekitar 3.500 polisi telah dikerahkan dari Perancis untuk menjaga keamanan di Noumea, sementara Bandara internasional Noumea ditutup selama kerusuhan walau beberapa penerbangan komersil tetap beroperasi.
Jam malam juga diberlakukan di seluruh wilayah hingga 10 Juni. Keadaan darurat yang bertujuan untuk menciptakan ketenangan di jalanan dicabut setelah 12 hari.
Walaupun ketegangan tampaknya sudah mereda, Marie—bukan nama sebenarnya—mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi baru-baru ini hanyalah “puncak gunung es”.
“Krisis yang terjadi di Noumea bukan suatu kebetulan. Di ibu kota terdapat kesenjangan sosial terbesar dan generasi muda paling terpinggirkan,” kata pengacara berusia 27 tahun ini.
Berdasarkan sensus 2019, kesenjangan ekonomi sangat lebar terjadi Kaledonia Baru.Tingkat kemiskinan etnis Kanak yang mendominasi populasi mencapai 32,5 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan warga non-Kanak (sembilan persen).
Sebanyak 271.407 orang bermukim di kepulauan tersebut, mayoritas populasi keturunan Melanesia ( 41,21 persen), sementara 1,4 persen populasi (3.789 orang) adalah keturunan Indonesia, terutama suku Jawa.
Sebagian besar demonstran muda dalam kerusuhan itu mengaku berasal dari masyarakat adat. “Mereka menangis dan berteriak menentang sistem sosial dan politik yang melemahkan suku Kanak,” kata seorang saksi mata, Marie kepada BBC.
“Kaum muda menjarah toko, tapi ada juga warga biasa yang turun ke jalan. Ini jelas menunjukkan terjadi krisis sosial di mana kelas sosial memberontak terhadap keadaan,” tambahnya.
Bagi Marie, perbedaan antara mereka yang mendukung dan menentang kemerdekaan terlihat dengan jelas dari sisi kelas sosial maupun ras memicu masyarakat di ambang perang saudara dalam konteks ras dan sosial.
Marie sendiri lahir di Kaledonia Baru, ayahnya berasal dari Kanak dan ibu dari Wallis dan Futuna, kepulauan terdekat yang merupakan komunitas terbesar ketiga di Kaledonia Baru.
Tiga kali pemungutan suara terkait kemerdekaan Kaledonia Baru digelar antara 2018 dan 2021. Dalam dua pemungutan suara pertama, mayoritas tipis mendukung wilayah itu tetap bagian Perancis.
Pemilihan ketiga diboikot partai-partai pro-kemerdekaan yang meminta pemungutan suara ditunda karena pandemi Covid-19 dan kelompok tersebut menolak menerima hasil pemungutan suara.
(BBC/ns)