Kepala BRIN: Polusi Udara Bagian dari Siklus Alam

0
139
Ilustrasi Jakarta dengan kualitas udara tidak baik/ foto: kompas

JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa polusi udara yang meliputi berbagai kota merupakan siklus alam yang terjadi setiap tahun akibat musim kemarau.

“Saat ini, polusi udara merupakan bagian dari fenomena alam yang timbul karena kekeringan, menyebabkan partikel polutan berterbangan,” katanya, dilansir dari Antara, Rabu (7/9/2023).

Handoko mengungkapkan bahwa musim kemarau meningkatkan suhu udara dan mengeringkan daratan, menghasilkan listrik statis yang membuat polutan tetap terperangkap di udara dan tidak dapat jatuh ke tanah.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengurangi polusi adalah melalui hujan. Salah satu solusi saat ini adalah menciptakan hujan buatan menggunakan teknologi modifikasi cuaca.

“Polutan tidak bisa turun tanpa hujan, oleh karena itu kami menggunakan teknologi modifikasi cuaca sebagai alternatif,” kata Handoko.

Dia juga menekankan pentingnya berhati-hati dalam menggunakan teknologi modifikasi cuaca karena hal tersebut merupakan intervensi terhadap alam.

BRIN melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca ini sesuai dengan instruksi dari BNPB, Kementerian LHK, dan pemerintah provinsi.

Handoko menegaskan bahwa teknologi modifikasi cuaca ini tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan hanya digunakan sebagai solusi dalam mengatasi dampak polusi yang terjadi secara alami.

Selain menggunakan hujan buatan, Indonesia juga memanfaatkan teknologi generator kabut untuk mengendalikan polutan yang melayang di udara.

Alat ini dipasang di gedung-gedung tinggi untuk mengurangi konsentrasi PM2,5 secara lokal dengan menghasilkan semburan air halus yang mampu menahan polutan dan membuatnya turun ke permukaan tanah.

Advertisement div class="td-visible-desktop">