Ketar-ketir Diserang Rusia, Swedia Nyetok Pangan

Swedia yang pernah terlibat perang dengan Rusia pada abad ke-15 dan 17, bersiap-siap menytok biji-bijian untuk mengantisipasi kemungkinan serangan Rusia di tengah konfliknya dengan Ukraina dan masuknya Swedia ke NATO (ilustrasi: Aadolu)

PEMERINTAH Kerajaan Swedia meluncurkan cadangan pangan nasional berupa biji-bijian, pertama kali sejak berakhirnya Perang Dingin di tengah ketegangan dengan Rusia.

Majalah Newsweek dikutip Kompas.com (20/10) melaporkan (20/10), pemerintah Swedia mengalokasikan 575 juta kronor (sekitar Rp 995 miliar) untuk penyimpanan biji-bijian darurat, dengan prioritas di wilayah utara yang dinilai penting secara strategis dari sisi militer dan pertahanan.

Menhan Sipil Swedia Carl-Oskar Bohlin mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan nasional di tengah risiko gangguan pasokan akibat konflik yang berpotensi terjadi dengan Rusia.

Swedia yang merupakan salah satu negara Nordik di Semenanjang Skandinavia berpenduduk sekitar 10,6 juta memiliki batas atau bersinggungan dengan wilayah Rusia di laut Baltik.

“Kami sangat menyadari, risiko Swedia terisolasi sepenuhnya sangat rendah, tetapi terganggunya rantai pasokan dengan konsekuensi besar dan tak terduga jika pecah perang atau konflik, lebih mungkin terjadi,” ujar Bohlin, dikutip Newsweek, Kamis lalu (16/10).

Tidak Sebut Langsung Rusia

Swedia tidak secara langsung menyebut Rusia dalam pernyataannya. Namun di tengah agresi Rusia ke Ukraina, sejak bergabung dengan NATO pada 2024, Stockholm adalah salah satu negara di sisi timur aliansi yang paling vokal mengingatkan ancaman dari Moskwa.

Langkah ini juga menanggapi meningkatnya kekhawatiran di kawasan setelah sejumlah serangan drone diduga Rusia terdeteksi di wilayah udara Polandia, Jerman, Denmark, dan Norwegia.

Bahkan, bulan lalu Estonia memutuskan untuk menerapkan Pasal 4 NATO setelah menyatakan pesawat Rusia melanggar wilayah udaranya.

Rencananya, di empat wilayah utara Swedia yakni  Norrbotten, Västerbotten, Västernorrland, dan Jämtland akan dibangun pusat stok biji-bijian.

Wilayah itu selama ini bergantung pada pasokan biji-bijian dari selatan, yang berisiko terputus jika terjadi perang atau krisis besar.

Bohlin menjelaskan, Dewan Pertanian Swedia akan mengelola penyimpanan biji-bijian darurat agar tidak mengganggu mekanisme pasar dan mencegah kelangkaan di pasaran.

Penuhi 95 persen Kebutuhan warga

Pemerintah menargetkan cadangan pangan ini mampu

memenuhi kebutuhan 95 persen penduduk selama tiga bulan, dengan asupan sekitar 3.000 kalori per orang per hari.

Badan Kontingensi Sipil Swedia (MSB) telah menerbitkan daftar makanan yang direkomendasikan untuk disimpan warga mencakup bahan tinggi lemak dan protein serta tahan lama, seperti daging atau ikan kering, selai, cokelat, kentang tumbuk, susu bubuk, dan biskuit.

Menurut Oskar Qvarfort, petugas perencanaan darurat di Badan Pangan Swedia, kebutuhan kalori penduduk bisa meningkat dalam situasi perang karena aktivitas fisik yang lebih berat.

“Dalam skenario perang, orang-orang akan lebih aktif secara fisik dibandingkan dalam keadaan normal,” kata Qvarfort kepada AFP awal Oktober lalu.

Langkah Swedia ini bisa menjadi contoh bagi negara Eropa lain.

Sebuah laporan Komisi Eropa bahkan menyarankan masyarakat di Uni Eropa untuk memiliki persediaan darurat selama minimal 72 jam, guna menghadapi krisis besar seperti perang atau pandemi.

Selain itu, Uni Eropa tengah membahas rencana pembangunan ‘tembok drone’ di sisi timur untuk memperkuat pertahanan terhadap ancaman serangan udara Rusia. (newsweek/kompas.com/ns)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here