JAKARTA – Gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh. Namun, asupan gula berlebih pada anak dapat memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, konsumsi makanan manis pada anak perlu dibatasi.
Pakar Gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Tan Shot Yen, membagikan beberapa kiat yang dapat diterapkan oleh orang tua agar anak bisa tetap aman saat mengonsumsi gula.
Langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah membiasakan anak mengonsumsi pangan dari sumbernya secara langsung, seperti beras, umbi-umbian, jagung, sagu, sayur-sayuran, dan buah. Orang tua disarankan tidak menambahkan gula rafinasi seperti gula pasir atau pemanis buatan.
Cara lain adalah dengan memahami label pangan pada produk kemasan dan menghindari yang mengandung gula tinggi. Tan mengingatkan untuk mengenali istilah gula tersembunyi dalam komposisi, seperti yang berakhiran “-ol” (sorbitol, manitol, xylitol) dan sirup buatan pabrik.
Tan juga memberikan kiat untuk orang tua yang anaknya telah kecanduan gula. Salah satu caranya adalah menciptakan kecanduan baru yang lebih sehat, seperti mengganti produk dengan sumber pangan yang memiliki gula alami.
Orang tua juga bisa mengajak anak membuat camilan dari bahan alami untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi camilan kemasan yang mengandung banyak gula.
Interaksi dalam membuat makanan bersama anak juga bisa mengajarkan anak menghargai makanan buatan sendiri dan mengurangi ketergantungan pada gula.
Terakhir, Tan menekankan pentingnya komitmen kuat dari orang tua dan lingkungan untuk mengatasi kecanduan gula pada anak.
Orang tua perlu memberikan contoh dengan merelakan kebiasaan mengonsumsi produk yang mengandung gula berlebih agar anak dapat memiliki perilaku makan yang baik.
“Jika ibu suka cokelat atau ayah suka kopi dengan kental manis, itu harus disingkirkan dari kulkas di rumah. Karena benar, diperlukan lingkungan yang mendukung untuk membesarkan anak,” tuturnya.
