MESJID adalah rumah suci, dibangun dengan niat suci. Tapi di Palembang, ada Kepala Daerah yang membangun mesjid dicemari niat kotor! Bagaimana mungkin dan sungguh kebangetan, seorang Alex Noerdin saat menjabat Gubernur Sumsel menjadi raja tega dengan mengkorupsi dana pembangunan mesjid. Mesjid Raya Palembang bernama Sriwijaya itu dianggarkan Rp 130 miliar lewat APBD 2015 dan 2017, tapi dia ngambil Rp 2,4 miliar. Paling ironis, hingga kini calon mesjid itu belum ada wujudnya sama sekali kecuali pondasi. Lalu pada lari ke mana sebagian besar duit-duit tersebut?
Alex Noerdin memang seorang petualang. Bagaimana tidak? Belum selesai menjabat periode pertamanya (2008-2013) sebagai Gubernur Sumsel, kepengin meloncat jadi Gubernur DKI Jakarta, sehingga ikut Pilgub DKI 2012. Tapi dia kalah, sehingga harus kembali ke jabatan lama. Untung saja waktu itu sekedar cuti, bukan mengundurkan diri dari posisi lama. Jika waktu itu mundur, jadilah Lebai Malang dia.
Selesai periode pertama, maju lagi untuk periode kedua. Dia memenangkan pertandingan dan sampai 2018 dia mengemban jabatan Gubernur Sumsel mulus tanpa cacat. Tapi, beberapa tahun setelah lengser barulah terungkap borok-borok kepemimpinannya. Ibarat buah kedondong, luarnya mulus tapi dalemannya pating sruwat (carut marut). Sebab sebagaimana yang telah diungkap oleh Kejaksaan Agung, ternyata sang mantan selain terlibat skandal proyek gas bumi senilai Rp 426,4 miliar, juga bermain dalam proyek pembangunan Mesjid Sriwijaya Palembang senilai Rp 130 miliar.
Soal korupsi di proyek gas bumi, ini korupsi klasik yang juga banyak dilakukan oleh Kepala Daerah lainnya. Tapi jika sampai berani korupsi dana pembangunan mesjid, Alex Noerdin benar-benar petualang sejati. Ulah sang mantan ini menyebabkan dosa kuadrat. Pertama dosa pada umat, kedua dosa Allah Swt. Bagaimana mungkin rumah Tuhan kok dikorupsi juga? Betapapun rumah Tuhan memang tak hanya satu, jika dikorupsi pembangunannya, Rhoma Irama pun pasti ngomel, “Terlalu……!”
Jejak-jejak korupsi Alex Noerdin setelah lengser dari jabatan gubernur periode kedua tetap tidak tercium, sehingga ketika beliaunya Nyaleg di Pemilu 2019 berhasil dengan mulus dan kantornya pun pindah ke Senayan. Tapi ketika kasus mesjid Sriwijaya ditangani Kejagung dan menghasilkan sejumlah tersangka, dari sidang pengadilan ada saksi yang “menggigit” Alex Noerdin bahwa dia terima Rp 2,4 miliar dari kontraktor agar dimenangkan dalam lelang.
Ternyata borok Alex Noerdin bukan hanya itu saja. Beberapa hari sebelumnya Kejaksaan Agung juga telah menjadikan dia sebagai tersangka dalam kasus proyek gas bumi dengan kerugian negara sebesar Rp 426,4 miliar. Ini benar-benar tangan mencencang bahu memikul. Mencencang bawaan saja sudah berat, eh harus memikul pula. Bagaimana pundak takkan menjadi kemeng (capek).
Sebetulnya bau-bau korup Alex Noerdin sudah tercium sejak April 2021. Tapi setiap dipanggil untuk ke Kejaksaan Agung selalu berdalih tak bisa hadir karena kesibukan di DPR. Benarkah dia memang sibuk sekali? Entahlah, yang pasti sejak saat itu sang mantan tidur tak nyenyak, makan tak enak, dan ke belakang juga jadi susah berak.
Dipanggil untuk kedua kalinya Alex Noerdin tetap tak mau hadir. Habis sudah kesabaran pihak penyidik Kejaksaan Agung. Maka pertengahan September lalu dia dijemput paksa dari rumahnya di Palembang dan dikandangi di Rutan Salemba. Ibarat kapal, inilah saatnya kapal Alex Noerdin bakal tenggelam. Ibaratnya seorang nakoda, mungkin di Rutan dia berdoa pada Allah Swt, semoga diselamatkan-Nya dari kemelut ini. Dia pun bernadzar, jika selamat nanti akan bangun mesjid berkubah emas. Jin yang mendengar suara batin sang mantan pun mencemoohkan, “Apa iya? Wong mesjid kubah beton aja lu korupsi!”
Alex Noerdin sejak menjadi Gubernur Sumsel 2 periode kekayaannya memang meningkat pesat. Padal awal menjabat Gubernur Sulsel 2008, LHKPN-nya tercatatkan sebesar Rp 10, 9 miliar. Menjelang berakhirnya periode pertama, tahun 2012 LHKPN mencatat kekayaanya sebanyak Rp 19,6 miliar. Tapi saat mau Nyagub periode keduanya, tahun 2013 Alex Noerdin telah mencatatkan kekayaannya menjadi Rp 28,3 miliar. Anehnya saat Nyaleg DPR, LHKPN-nya hanya mencatakan hartanya menjadi Rp 28,5 miliar. Jadi hanya naik 200 jutaan.
Meski hartanya lumayan buanyak, tapi karena diakhiri dengan kasus korupsi, publikpun akan menilai, “Oo, Alex bisa kaya karena korupsi.” Runtuhlah citranya selama ini. Kini yang ada hanya penyesalan yang terlambat, karena dia telah menciptakan 3 dosa sekaligus. Pertama, dosa pada Tuhan karena melanggar larangannya, kedua pada negara karena memakan uang yang sedianya untuk rakyat, dan ketiga dosa kepada Airlangga Hartarto, karena skandal Alex Noerdin sebagai politisi Golkar bisa merusak citra Airlangga yang bermaksud Nyapres di 2024. (Cantrik Metaram)